-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga terhibur...

loading...

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 26

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 26. Nandini memberitahu mauli kalau dia bertemu Makhija di hotel presiden kamar no 2208. Mauli terhenyak tak percaya, "kau pergi kesana? Tapi untuk apa?" Nandini menjawab, "Rajdeep yang mengirimku kesana.." Kunal yang sedang lewat di depan kamar nandini mndengar pembicaraan itu. Dia berhenti untuk mendengar cerita Nandini.

Nandini memberitahu semuanya pada Mauli, bahwa Rajdeep bertindak sebagai germo dan menjual dirinya pada makhija, "makhija akan investasi di bisnisnya Rajdeep. sebagai imbalan, malam itu...." Mauli terpukul mendengar pengakuan nandini. Nandini berkata, "kau ingin tahu apa yang terjadi malam itu? Ketika Kunal menemukan diriku terkapar di pinggir jalan?" Mauli menggeleng, "Nandini, kau tak perlu mengatakannya kalau kau merasa tidak nyaman..."

Nandini menyela, "kau berhak untuk tahu. Kau memberiku tempat tinggal. Kau harus mengetahui kebenarannya.." Nandini memberitahu Mauli apa yang di lakukan Rajdeep malam itu. Kata nandini, "malam itu, Rajdeep membawaku ke hotel presiden untuk berpesta. Dia memberitahuku kalau hutannya banyak danmeminta tolong padaku. Aku bersedia menolongnya. Tapi aku tidak tahu apa niat Rajdeep sebenarnya. Dia mengenalkan aku pada makhija dan membawaku ke kamarnya. Sampai di sana, Rajdeep meninggalkan aku di kamar Makhija..."

Nandini menceritakan apa yang di lakukan makhija sepeninggal Rajdeep. Apa yang di inginkan makhija dan bahwa Makhija memberitahu dirinya kalau semua itu atas sepengetahuan rajdeep, rajdeep menjual dirinya pada makhija demi bisnis. Dan betapa nandini terpaksa  berjuang untuk melepaskan diri dari Makhija dengan menghatam kepalanya dengan botol, "tapi kupikir, Makhija berbohong. Karena rajdeep tak mungkin melakukan hal seperti itu..." Tapi ternyata dugaan Nandini salah, Rajdeep mengaku kalau telah menjual dirinya pada makhija. Dan ketika Rajdeep tahu kalau nandini hamil, Rajdeep menghajarnya tanpa ampun dan menendang perutnya. lalu membiarkan dirinya terkapar di pinggir jalan.

Mauli terhenyak kaget. Dia tak menyangkah kalau penderitaan nandini begitu  besar. Kunal tertegun mendengar apa yang di katakan Nandini. Nandini berkata kalau perutnya merasa kaku, tak bisa digerakka, "karena itu aku tak sadarkan diri..." Nandini histeris mengingat kejadian malam itu, ketika bayi dalam perutnya sekarat dan Rajdeep membiarkan dia dan bayinya sendirian, terlantar di pinggir jalan. Sambil menangis histeris, Nandini berkata kalau Rajdeep telah membunuh bayinya. Mauli memeluk Nandini sambil turut menangis. Kunal pergi dengan geram. Mauli menenangkan nandini yang histeris.

Dengan langkah  berat, Mauli kembali ke kamarnya. Kunal sedang duduk menyender di tempat tidur dengan lengan menutupi wajahnya. Mauli naik ketempat tidur dan memeluk Kunal sambil menangis. Kunal kaget, "Mauli?" mauli memberitahu Kunal apa yang telah di lalui Nandini, "nandini sangat menderita..." Kunal menarik nafas, "aku tahu. Aku mendengar apa yang kalian bicarakan.." Mauli melepas pelukannya dan duduk di depan Kunal. Kunal menatapMauli dengan sedih.

Mauli berkata kalau Rajdeep bukan manusia, "dia telah memperlakukan nandini dengan sangat buruk. Tapi Nandini menelan semua pedneritaan itu tanpa mengatakan sepatah kata. Kunal, aku yang salah! Seharusnya aku tidak meninggalkan dia sendirian. Dia baru akan tunangan waktu itu. Seharusnya aku berusaha lebih keras untuk membatalkan pertunangan itu. AKu tahu Nandini sangat naif. Tapi aku meninggalkan dia karena marah padanya..."

Kunal meraih tubuh Mauli dan memeluknya, "sini..." Mauli memeluk Kunal sambil menangis, "seharusnya aku tidak melakukan itu, Kunal. bahkan sudah bertahun-tahun, aku tak pernah menanyakan keadaannya. Aku marah padanya. Dia pasti kesepian setelah kedua orang tuanya meninggal. Aku seharusnya tak melakukan itu..." Kunal mengelus rambut mauli dan menenangkannya, "tidak Mauli. Dengarkan aku! Kau jangan menyalahkan diri sendiri. kau sudah memperingatkan nandini, kan? Tapi dia tidak bisa melihat bahaya itu. Kalian berdua sangat muda saat itu. Kalian berdua belum dewasa. Dia tidak tahu kalau dia akan di perlakukan dengan buruk."

Mauli tidak tahu mengapa semua itu terjadi pada nandini, "mengapa? mengapa?" Kunal menenangkan mauli, "apapun yang terjadi, adalah ketidak beruntungan nandini. Mungkin dia memang harus melalui semua itu." Tapi maulimasih tidak bisa mengerti mengapa nandini begitu tidak beruntung, "kenapa dia harus melalui semua itu...?" Kunal menjawab, "Mauli, cepat atau lambat semua orang akan melalui sesuatu seperti itu. Nandini pasti akan menemukan keluarga lain, setelah kehilangan keluarganya. Sekarang aku yakin, kita berdua akan membuat nandini keluar dari depresi. Kita harus membantunya mednapatkan kembali rasa percaya dirinya. Agar dia bisa keluar dari kegelapan dengan sendirinya dan memulai hidup baru yang bahagia. Kalau dia tak bisa melakukan itu dengan sendirinya, maka kita akan membantunya..."

Mauli heran kenapa nandini tidak mengatakan apapun pada makhija, "aku pasti akan membunuhnya kalau aku tahu." Kunal tersenyum, "mungkin karena itu nandini tak memberitahumu. Sepertinya, Rajdeep telah menghancurkan rasa percaya diri nandini. Rasa percaya dirinya sangat sedikit karena itu..." Mauli mengangguk setuju. Kunal berkata kalau mereka berdua harus mendorong nandini agar mendapatkan kembali rasa percaya dirinya dan meningkatkan rasa hormatnya pada dirinya sendiri, "seperti mengasuh seorang anak, kita harus membantunya mendapatkan kembali identitasnya. Kita harus mengembalikan nandini pada dirinya yang dulu..." 

Mauli mengangguk, "kau benar. Siapa yang bisa melakukan itu lebih baik dari pada dirimu, Kunal? Tolong beritahu aku, apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kita akan melakukannya?" Kunal menyarankan Mauli untuk membawa nandini keluar dari rumah untuk jalan-jalan, nonton film, pameran, dll, "pokoknya ajak keluar agar dia merasa lebih baik." Mauli ingat kalau nandini sangat menyukai pameran dan kerajinan tangan. Kunal menyuruh mauli mengajak nandini ke pameran kerajinan tangan yang sedang berlangsung, "ajal dia.." Mauli binggung karena nandini belum siap untuk keluar. Kunal menyakinkan Mauli kalau mereka pasti akan menemukan caranya untuk membujuk Nandini agar mau keluar. Mauli mengangguk. Lalu Kunal mengulurkan tanganya, "sekarang,... ku pikir kau butuh pelukan..." Lalu Kunal dan Mauli berpelukan.

Paginya, Mauli mengajak Nandini kedapur. Mereka melihat Kunal berdiri di depan kompor bermandikan tepung. Mauli tertawa geli, "hantu pucat!" Mauli menghampiri kunal dan menggodanya, "kunal, kau sedang mengayak tepung atau mandi tepung?" Kunal menyahut, "lucu sekali..." Saat dai bergerak, tepung berjatuhan dari rambutnya. Mauli berkelit menjauh. Kunal menyombongkan dirikalau dia telah membuat roti paratha yang leat, "sekali kau mencicipinya, kau akan lupa dengan ejekanmu. Mengerti?" Mauli mengejek lagi, "dan bendera yang kau gambar di di atas roti prataha ini, aku yakin, tak ada yang bisa menemukannya di belahan bumi manapun.."

Lalu Kunal mengambil roti buatannya dan menunjukannya pada Nandini dan Mauli, " lihatlah! Nandini, kau jangan dengarkan dia ya. Dia iri dengan keahlianku memasak. " Nandini menggeleng. Mauliu memuji rito buatan kunal, "bentuknya sempurna, tapi entah rasanya..." Kunal yakin kalau rotinya sangat lezat, "masalahnya adalah kau selalu meragukan aku. Karena itu, yang akan mencicipi roti ini pertama kali adalah super chesf... nandini.." nandini kaget. Kunal menyuruh Mauli menyingkir. Mauli bergeser kesebal kunal. Kunal berdiri di depan nandini  sambil menyodorkan rotinya. nandini menolak, "tidak..tidak. Biar mauli yang mencicipi lebih dulu. Mauli menolak, "kau saja.."

Kunal berkata kalau mauli tidak punya asuransi kesehatan, "kau saja, nandini.." Kunal menyodorkan roti buatanya pada nandini. Mauli tertawa. Nandini mencuil pingir roti dan meyuapkan ke mulutnya. Wajahnay langsung tegang dan dia tersedak. Mauli dan Kunal menunggu reaksinya. Nandini terdiam Mauli bertanya, "bagaimana rasanya?" Kunal menyuruh nandini memberitahunya. Nandini tersedak. Kunal menyuruh Mauli mengambilkan air. Mauli menyuruh Nanadini minum, "kenapa nandini? Apakah rasanya enak?" Kunal menyuruh Mauli mencicipinya. Kunal yakin rasanya pasti lezat. Mauli mengambil secuil dan memakannya. Dia juga tersedak dan segera mencari air. Kunal binggung.

Penulis

Popular Posts

Daftar Episode