-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga terhibur...

loading...

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 31

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 31. Kunal menatap Nandini dengan nanar. Dia bingung dengan perasaanya sendiri. Nandini asyik mengobati tangan Kunal dengan air es. Kunal berniat menarik tanganya, "Nandini, ini akan segera membaik. Sudah baikan.." Nandini menyahut, "bagaimana bisa membaik dengan sendirinya? Ini bisa melepuh. Smeua orang tahu, kita harus mengoleskan pasta gigi di area luka. Agartidak melepuh.." Kunal menyahut, "ya, aku tahu. AKu dokter.." nandini menyela, "ya, tentu saja kau tahu. Tunggu!" 

Nandini beranjak pergi diikuti tatapan Kunal. Tak lama kemudian dia kembali sambil membawa pasta gigi dan mengoleskannya ke tangan Kunal. Nandini mengoelskan pasata gigi sambil meniupnya. Kunal menatap nandini dengan penuh kekaguman. Berkali-kali dia terlihat menelan ludah. Lalu nandini menatap Kunal sambil berkata kalau dokter tidak merawat dirinya sendiri tapi mednapat perawatan dari orang lain. Nandini meminta Kunal tidak mengabaikan luka bakar itu. lalu nandini menceramai Kunal tentang  berbagai bahan-bahan dapur yang bisa di gunakan untuk obat. Selama Nandini bicara, Kunal mengawasinya dan sesekali tersenyum.

Ketika Nandini bertanya papakah dirinya benar, tapi Kunal tak menjawab, nandini mengangkat wajahnya dan mengeru kunal, "Kunal!" Kunal tergagap, "ya?" Nandini menggulang kata-katanya bahwa tidak ada alasan untuk menghubungi dokter untuk alasan kecil seperti itu. Kunal setuju. Lalu Nandini menawari Kunal teh. Kunal menolak, karena dia bisa membuat sendiri.

Nandini memberitahu Kunal kalau Mauli sudah tahu, karena Mauli menganggap mereka serupa, "aku bisa terbangun sepajang malam seperti burung hantu, dan kau juga tidak bisa memejamkan mata. Dan seperi juga dirimu, aku juga suka minum teh di tengah malam." Kunal meyangkal, "aku ingin secangikir kopi, karena ada yang harus kukerjakan.." Setelah selesai membuat kopinya sendiri, Kunal mengucapkan selamat malam dan beranjak pergi.

Esok paginya, Mauli dan Kunal sedang sarapan. Mauli berkata kalau dia mulai merindukan ibu mertua dan bertanya-tanya kapan ibu mertua akan kembali. Kunal yakin, ibu merua akan pulang secepatnya, karena dia tak akan tahan tinggal lama-lama bersama Prena. Mauli mengingatkan Kunal kalau itu adiknya. Kunal tertawa, "karena itu, tidak ada yang kenal dia sebaik diriku."

Mauli melihat jam tanganya, dia menyuapkan sendok terakhir kemulutnya lalu bangkit dan mengucapkan semoga sukses untuk Kunal, "jangan lupa, kau adalah bintang Rock ku!" Kunal menyahut cepat, "dan rockstar ini mencintaimu.." Mauli tersenyum bahagia, "dan aku juga mencintaimu, rock satar ku.." Kunal meminta Mauyli untuk tinggal sebentar lagi, "ku mohon.." Mauli dengan menyesal berkata kalau hari ini dia ada operasi internasional yang harus dia hadiri. Nandini kaget, "operasi Internasional? Kau akan pergi keluar negeri? Kapan kau aan pergi dan kapan akan kembali?"

Mauli menjelaskan kalau dia tidak pergi keluar negeri, dia hanya berpartisipasi dalam sebuah operasi yang sangat rumit melalui video call. Nandini terkagum-kagum, "wah Mauli, kau benar-benar hebat ..." mauli tersneyum. nandini mengulurkan bekal makan siang untuk Mauli. Mauli menerimanya sambil menyangkal, "Kunal lebih hebat dari aku, kau harus merasa bangga padanya..." Nandini menatap Kunal. Kunal menatap Mauli. Mauli memberitahu Nandini kalau Kunal ingin menolong anak-abak terlantar dan yang tinggal di perumahan kumuh dengan mendirikan  kamp pengobatan gratis. dna untuk itu, dia harus bertemu dengan menteri kesehatan.."

Kunal menghampiri Mauli, "Mauli, itu bukan kerja, tapi kewajiuban. dan kau seharusnya memenuhi kewajibanmu. Apanya yang hebat?" Mauli menyakinkan Kunal kalau itu hebat, "karena tidak semua orang menganggap itu sebagai tugas mereka. Butuh hati yang lapang untuk melakukan itu.." Nandini menimpali, "percayalah padaku Kunal,  kau sangat penuh perhatian. Dna kau melakukan banyak hal untuk orang lain. Aku merasakannya sendiri.." Mauli tersenyum. Kunal mengucapkan terima kasih. Kunal meminta mauli menunggu 10 menit lagi, dia ingin pergi bersama Mauli. mauli menolak, "tidak. Tolong sarapan dengan baik lalu pergi. Kalau tidak, aku tahu, kau akan makan gorengan di kantin." Nandini tersenyum geli. Mauli mencium pipi Kunal sambil berkata, "aku pergi cepatd an pulang cepat.." Kunal mengangguk. Setelah itu, Mauli berbalik dan pergi.

Kunal hnedak kembali ke kursinya. Nandini menganti piring Kunal dengan yang baru. Dia menyuruh Kunal mencicipi roti paratha yang amasih panas. kunal menatap Nandini dengan bingung. Seluruh kenangan tentang nandini kembali tergambar di benaknya. Di amenatap nandini yang sedang mengabilkan roti. Kunal menolak dengan cepat, "sebenarnya, aku sudah selesai sarapan. terima kasih.." Kunal beralik dan pergi. Nandini hendak memanggilnya tapi telat. Nandini menduga kalau Kunal pasti sangat sibuk.

Kunal masuk ke kamarnya dengan kesal. Bayangan nandini kembali menghantuinya. Kunal binggung, "apa yang salah dengan diriku?" Kunal mencoba menatap perasaannya. Tiba-tiba terdengar teriakan nenek, memanggil Mauli dan Kunal. Kunal bergegas bangkit dan berlari ke kamar nenek. nenek menunjukan kursi rodanya yang macet, "seperinya kursi ini akan lumpuh seperti diriku.." Kunal menyangkal, "tidak nenek, biar aku periksa.." nenek mengadu pad akunal kalau Pramila lenyap tiba-tiba. Kunal bertanya pada nenek apa  yang ingin di lakukannya? dia yang akan melakukannya. 

nenek berkata kalau banyak yang harus di lakukan, "aku harus mandi, sembahyang, dan banyak lagi yang harus aku lakukan.." Kunal berhasil memperbaiki kursi roda yang macet. lalu nenek memutar kursi rodanya. Kunal menahannya, "kau mau kemana?" nenek menjawab, "aku mau mandi, hari ini hari ulang tahun Binny ku, akuharus memberikan sesaji pada dewa sebelum siang hari. Jangan buat aku terlambat.." nenek hendak peri. Kunal menahannya lagi, "nenek, bagaimana ka akan mandi sendiri? Tunggulah Pramila dulu. Dia akan segera datang."

nenek menolak, "tidak nak kalau aku terlambat maka Ninny akan datang dalam mimpiku dan mulai menangis. Tolong jangan hentikan aku!" Kunal menahannya lagi, "nenek, tunggulah sebentar, tolong.." Kunal akan pergi mencari Pramila untuk membantu nenek mandi, "sampai aku kembali, jangan peri ke kamar mandi sendiri. AKu akan segera datang.." Kunal beranjak pergi.

Nandini mednengar percakapan Kunal dan nenek. Begitu kunal pergi, dia melangkah menghampiri nenek, "selamat pagi, nenek.." nenek menyahutsmabil senyum, "selamat pagi.." Nandini bertanya nenek mau kemana? Nenek berkata kalau dia mau mandi dan meminta nandini agar tidak menghentikan dirinya. nenek menyahut, "kenapa aku menghentikan mu? Aku akan menemanimu mandi.." Nenek melarang, "aku akan melakukannya sendiri.." Nandini melarang, "ini hari ulang tahun adikmu kan? Yang hanya di rasauakan 1 tahun sekali. jadi aku akan memastikan semuanya selesai pada waktunya. Kau akan megurusnya dan aku akan mengurusmu.."

nenek melarang Nandini, karena itu tugas Pramila, "kenapa kau yang akan melakukannya?" Nandini menjawab, "karena Pramila tak ada di sini. Tapi aku ada. Dan aku ingin nenek merayakan ulang tahunnya dengan meriah. Seperti saat kau merayakan ulang tahunku. Ingat?" nenek tersneyum haru, "terima kaasih, nak. tapi kenapa kau mau repot-repot?" Nandini menyahut, "aku akan merasa sedih kalau nenek menolakku, karena aku orang luar. Jadi biarkan aku menolongmu!" Akhirnya nenek setuju.

Selesai memandikan nenek, nandini mendandani nenek dengan baik. Nenek merasa senang karena poninya terlihat bagus meski rambutnya basah. nenek berniat untuk memesan gel online. Nandini setuju. Lalu dia mengambil celak dari ujung matanya dan mengoleskannya di belakang telinga nenek, "agar ratu kecantikan kami ini di lindungi dari mata jahat." Nenek mengucapkan terima kasih, "kau sangat baik sekali. Semoga tuhan memberkatimu. Sekarang, aku mengerti mengapa Mauli sangat mencintaimu." Nandini memberitahu nenek kalau Mauli adalah hidupnya, "aku akan memberikan hidupku untuknya..." Nenek mengingatkan nandini bahwa hanya orang yang beruntung yang memiliki pertemanan seperti persahabtan nandini dan mauli, "selalu pertahankan persahabatan ini..." Nandini mengangguk.

Kunal kembali dan berteriak, "nenek, Ptamila terjebak hujan. Dia akan..." Kunal sampai di depan nenek dan merasa heran melihat nenek sudah mandi, "bukankah aku sduah melarangmu..." nenek memotong, "sebelum kauberubah menjadi dokter Kunal, biar kuberitahu kalau gadis manis ini yang membantuku mandi..." Kunal tidak jadi sewot. Dia menatap nandini dan mengucapkan terima kasih. nandini mengangguk sambil tersenyum. Lalu nenek mengajak nandini bergegas pergi agar bisa segera membuat pemujaan. nandini menurut. Dia mendorong kursi roda nenek  menuju tempat pemujaan di ikuti tatapan Kunal... 

Penulis

Popular Posts

Daftar Episode