Sinopsis Silsila badalte rishton ka episode 1 bag 3. Mauli sedang memasak di dapur di temani Kunal. Kunal merangkul Mauli yang sibuk mengaduk masakan di atas di kompor. Kunal mencium aroma masakan itu dan dan berkata, "sayang, kenapakita tak meratakan anniversary setiap hari?" Mauli memukul perut Kunal, "agar badanmu tetap atletis.." Kunal menyahut, "kau tahu tidak, kalau aku lebih mempesona kalau gemuk.." Mauli setuju, "betul sekali. karena itu kau harus mengontrol BB mu. Kalau tidak, perempuan lain akan merebutmu dari aku.."
Kunal tersenyum geli. Mauli hendak mencicipi masakan. Kunal menawarkan diri, "biar aku yang merasakannya.." Mauli meniup masakan dan menyuapkannya ke mulut kunal. Kunal berdecak nikmat, "hmmm..... nikmat sekali." Mauli bertanya, "apakah perlu di tambah gula lagi?" Kunal menjayuh, "tambah sedikit saja.." Mauli menurut.
Lalu kunal menanyakan pudding spesial yang di sipakan Mauli untuk ulang tahun temannya. Mauli menunjuk kulkas, "dalam freezer.." Kunal bergegas membuka kulkas dan mengeluarkannya puding dalam panci. Mauli menyodorkan sendok. Kunal mengambil sesendok puding dan menyuapkan ke mulutnya, "heemm... sedapnya.." Mauli tertawa gembira.
Mauli beranjak mengambil toples gula dan memutar tutupnya. Kunal berkata, "sayang, kau harus memberitahu aku siapa nama temanmu hari ini.." Mauli tersentak. Toples gula terjatuh di meja dapur dan isinya tumpah. Mauli terlihattegang. Kunal cemas, "apakah kau terluka?" Maulimenggeleng, "tidak. Biar ku bersihkan ini.." Wahan muli terlihat sedih. Kunal melihat itu dan bertanya dengan prihatin, "ada apa denganmu ketika ku tanyakan nama temanmu? kau sangat mencintaiku, tapi.... ada masalah apa dengan temanmu?" Mauli menerawang jauh, "Kunal, apapun yang harus terjadi, telah terjadi. Tolong jangan ingatkan aku tentang itu. AKu yakin, dia bahagia di manapun dia berada. Itu saja sudah cukup!"
Kunal menyentuh lengan Mauli dengan lembut, "tidak cukup! Aku ingin tahu!" Mauli mengelak, "tolonglah sayang, jangan berkeras. Hubungan kami telah berakhir. Tidak ada gunanya memikirkan masa lalu. Hanya membuat bimbang. Sia-sia.." Kunal menatapMauli dengan iba. Iba mengusapairmatanya. Lalu kunal meraih tubuh Mauli dan memeluknya, "Jangan menangis!" Mauli menyembunyikan tangisnya di dada Kunal. Kunal menatapwajah Mauli dan mengusap airmatanya. lalu dia memeluk mauli erat sambil bertenya, "apakah kau sudah mencicipi puding untuk ulang tahun temanmu itu?" Mauli menggeleng. Kunal mengambil sesendok puding dan menyuapi mauli, "enakkan?" mauli mengangguk. Keduanya tersenyum.
Kunal mengambil semangkok puding dan membawanya ke kamar nenek. nenek melihat kedatanganya Kunal dan melambai gembira, "cepatlah!" Kunal bergegas menghampiri nenek. Dia menyendok puding dan menyuapi nenek. DI saat bersamaan, terdengar suara Mauli, "kunal, jangan berikan puding itu pada nenek.." nenek telah terlanjur melahap suapan kunal. Kunal terlihat cemas, "nenek telah memakannya, tapi jagan makan puding nasi ya.." nenek menjawab, "YOLO..." Kunal bertanya, "apa itu?" nenek menjelaskan kalau YOLO artinya mereka hanya hidup hanya sekali, "tentu saja aku akan memakan puding itu.." Kunal memberikan pil pada nenek. Nenek mengambil pil yang di berikan kunaldan menelannya sekali teguk.
Lalu nenek bertanya tentang apa yang di bicarakanMauli dan Kunal di dapur. Kunal terlihat kaget, "nenek, telingamu tajam sekali.." nenek menyibakkan rambut yang menutupi telinganya dengan bangga. Nenek menyarankan agar Kunal bicara dengan elegan pada Mauli. Kunal tak mengeri maksud nenek. Nenek berkata, "kau harus mengucapkan nama orang yang kau cintai dengan hati-hati.." Kunalmengerti maksud nenek dan tersenyum kagum, "nenek, kau hebat sekali..." Nenek tertawa. Kunal memuji nenek dan mencium keningnya, sebelum beranjak pergi.
Mauli sedang berdandan di depan cermin ketika kunal datang dan menanyakan teman Mauli dengan menyebutnya 'Anamika /Anonymous / tanpa mnama". mauli heran, "Anamika?" Kunal mengangguk, "ya. Teman yang tak ingin kau sebut namanya. Apakah dia se-seksi dirimu?" Mauli tersenyum. Dia mengambil jam tangan dan menyodorkannya pada kunal sambil berkata, "terima kasih atas pujianmu.."
lalu Mauli menjelaskan kalau temannya sangat seksi tapi berbeda 180 derajat dengan dirinya, "aku memakai gaun dan jeans, sedangkan dia hanay mengenakan saree. Dia terlihat sangat cantik saat mengenakan saree.' Kunal bertanya, "maksudmu, dia tipe wanita India yang mengenakan saree dan gelang?" Mauli mengiyakan, "ya. sare, gelang dan bindi."
Sambil menyetir, kunal bertanya, "kalau kalian begitu berbeda, bagaimana kalian bisa berteman?" Mauli menjawab, "mungkin karena berbeda itulah kami saling tertarik. Seperti kita..." Kunal setuju. Mauli berkata kalau antara dirinya dan Kunal sangat berbeda, pilihan mereka tidak pernah sama, "sejujurnya Kunal, dia benar-benar wanita type mu. Begemirincing. Gelangnya selalu bergemirincing..."
lalu mereka tiba di tempat tujuan. Begitu keluar dari mobil, "Kau tahu Kunal, kalau kau bertemu dia dulu, kau pasti menikahinya.." kata Mauli.
Kunal mengambil kesempatan itu dan berkata, " lalu aku akan mematahkan hatinya.." Mauli heran, "kenapa?" Kunal meraih pundak Mauli dan menghadapnya, "karena aku akan bertemu dirimu setelah itu, lalu aku jatuh cinta padamu, lalu aku tidak akan sanggup hidup tanpa dirimu. Karena kau yang terbaik, sayang. Dan ketika kau mencintai yang terbaik, kau hidup tanpa yang lainnya.." Mauli tertawa dan mengajak Kunal masuk kedalam.
Kunal menahan tangan Mauli, "tunggu, bukankah kecantikan asli India ini punya nama atau kita akan terus memanggignya Anamika?" Mauli menghela nafas, "jika tidak ada hubungan lagi, apa gunanya mengetahui nama dia? Jadi lupakan saja. Ayo kita perhi.." lalu Mauli menarik tangan Kunal.
Di tempat yang sama, Seorang pengusaha sedang merayakan pesta ulang tahun istrinya. Pengusaha itu adalah Rajdeep Thankur. Danyang berulang tahun adalah istrinya, Nandini (Drasthi Dhami) yang adalah si Anamika, sahabat Mauli. lagu selamat ulang tahun terdengar ketika Kunal dan mauli memasuki lokasi restoran itu.
Kunal dan Mauli bergandengan tangan. Kunal dengan penasaran mencoba melongok ke acara ulang tahun itu. Seorang wanita sedang memeluk nandini sambil mengucapkan selamat ulang tahun. Kunal berkata, "mauli, bagaimana kalau temanmu si Anamika itu ada di sini?" Mauli tertawa, "kayak hari ini hanya dia saja yang berulang tahun.." kunal menyahu, "ya, siapa tahu.." Mauli menggeleng.
Nandini terlihat murung. Dia berdiri di samping Rajdeep yang bertepuk tangan sambil menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Sesekali nandini menatap Rajdeep dengan tatapan gentar. Kunal masih penasaran dengan pesta ulang tahun yang sedang berlangsung di meja di depannya. Sesekali Kunal melonggoknan kepala ingin mencari tahu siapa yang sedang berulang tahu,
Saat pemotongan kue. Rajdeep dan nandini memegang pisau untuk mengiris kue ulang tahu. Rajdeep mengambil potongan kecil kue dan hendak menyuapkannya ke Nandini. Dengan suara lirih namun bernada ancaman, Rajdeep berbisik, "hadi-hati dengan kuenya. Satu-satunya hal baik tentang dirimu adalah sosok mu, jadi pertahankan itu!" Nandini menatap Rajdeep dengan tatapan takut. lalu rajdeep menyuapkan kue ke mulut Nandini. Nandini mengigit kue itu kecil sangat. Semua bertepuk tangan. Seorang pria menatap Nandini dengan nakal.
Kunal termenung sambil menatap ke arah pesta Nandini. Mauli menepuk lengan Kunal, "Kunal, mengapa kau menatap kesana?" Kunal berkata kalau dirinya penasaran, "siapa tahu, itu mungkin temanmu.." dengan penuh keyakinan Mauli berkata kalau temannya itu tak mungkin ada di Mumbai, "tidak mungkin. Tak ada yang bisa membuat dia meninggalkan Laucknow." Kunal menjawa, "orang berubah seiring berjalannya waktu." Mauli menggeleng, "tidak semua orang..." lalu pelayan membawakan Sampanye ke meja Kunal dan pemain musik. Mauli terbelalak kagum, "wow.." Kunal tertawa gembira.
Di mejanya, Nandini sedang terlibat pembicaraan dengan seorang wanita. Dia bertanya apakah nandini baru pindah ke Mumbai? Nandini mengiyakan. Wanita itu bertanya apakah nandini sudah mempunyai teman di Mumbai? Nandini menyahut, "aku bertemu beberapa orang, tapi tak bisa menyebut mereka teman. lagipula, akan sangat sulit membuat pertemanan sekarang. Pertemanan di buat saat kita kecil... " Nandini membayangkan Mauli. Kata nandini, "teman sejati. Teman baik. tak ada yang bisa menggantikan tempatnya. Wanita itu setuju dengan ucapan nandini dan memujinya. Rajdeep melirik Nandini yang sedang menyeruput anggur dengan wajah puas.
Di meja lain, Kunal dan maulijuga sedang menyeruput sampanye. Mauli memuji Kunal yang sangat Romatik. Kunal menyangkal, "sebenarnya aku tidak seromantis yang aku inginkan." Mauli berdehem. Kunal membuat pengakuan, "kau tahu setelah hidup bersamamu, cinta tidak berkurang, tapi terus bertambah." Mauli tertawa. Kunal ingin memberi nasehatnya di hari ulang tahun pernikahan mereka. yaitu agar tidak menikah, karena wanita terbaik, yang bukan hanya istri yang baik adalah seorang dokter yang hebat, menantu yang baik, juga seorang yang penuh cinta, "itu akan membuat seseorang merasa malu pada dirinya sendiri. Sekarang aku sudah mendapatkan wanita itu. jadi, pasti sangat susah mendapatkan wanita lain seperti dia kan?" Mauli tertawa. Lalu Kunal berdiri untuk melakukan Tos sambil berkata kalau tidak ada wanita sesempurna maulinya. lalu Kunal dan Mauli bersulang. Mauli mencium pipi Kunal. Mereka terlihat bahagia.
Di meja nadini, saatnya menyantap hidangan. Rajdeep memaksa Nandini makan menggunakan garpu dan pisau. Dengan was-was nandini coba menggunakan pisau dan garpu untuk menyantap hidangan. Karena tidak biasa, pisau di tanganya terjatuh setelah membuat sedikit suara berisi. Para undangan menertawainya. Nandini minta maaf dan mengulurkan tangannya untuk mengambil pisau. Radjeep menggenggam tanganya Nandini yang memegang pisau dengan kuat-kuat. Nandini meringis kesakitan. Rajdeep menegur nandini karena bersikap semborono, "aku mengundang para investor. Bersikap baiklah..." Nandini menatapnya dengan gentar.
Kunal melihat keksaran Rajdeep dan merasa heran. Lalu seorang pelayan datang mengantarkan kue ulang tahun. Kunal berkata kalau dia tak memesan kue itu. Pelayan memberitahu kalau pasangan yang berulang tahun ingin semua orang mencicipi kue ultahnya. Mauli mengajak Kunal pergi mengucapkan selamat ulang tahun pada nandini. Tapi Kunal menolak, "kita makan saja hidangan kita, nanti keburu dingin." Mauli menurut.
Pesta di meja Rajdeep telah berkahir. Rajdeep bersalaman dengan salah satu Invenstor, Mr Gupta. Dan berharap bisa bertemu dengannya minggu depan. Bahkan Rajdeep mengundang Mr Gupta datang kerumahnya. Mr Gupta berkata kalau dia pasti akan jika Nandini memasak makanan yang lezat untuknya. Rajdeep menyahut cepat, "tentu saja..." Rajdeep merangkul pundak nandini, "istriku sangat pandai memasak.." Mr Gupta tidak sabar untuk mencicipi masakan Nandini. Tatapan Mr gupta begitu nakal. Nandini terlihat jenggah.
Kunal telah membayar bonnya. Mauli mengajak Kunal mengucapkan selamat ulang tahun pada Nandini. Kunal dan Mauli melangkah kearah meja Nandini sambil bergandengan tangan. Rajdeep ingin mengantar Mr Gupta. Dia mengajak Nandini bersamanya. Nandini terlihat enggan, tapi Rajdeep melotot kasar. Nandini lalu menggandeng tangan Rajdeep dan pergi. Saat Kunal dan Mauli sampai di meja nandini, tempat telah sepi. Lalu mauli mengajak Kunal pulang,karena dia sangat lelah. Kunal menyuruh Mauli menunggu di pintu keluar, sementara dia mengambil mobil.
Rajdeep dan nandini mengantar Mr Gupta. Mereka saling mengucapkan salam perpisahan. Mr Gupta mengambil kesempatan itu dengan memeluk nandini. Nandini kaget dan coba menghindar. Sehingga memecahkan vas besar. Mr Gupta terlihat kesal. Rajdeep meminta maaf. Mr Gupta tidak ingin bertemu rajdeep lagi dan bergegas pergi. Rajdeepsangat marah dan kecewa. Dia menghampiri Nandini. Nandini meminta maaf. Rajdeep menampar nandini dengan keras, dihadapan semua orang. Ada yang ingin melerai, tapi Rajdeep menghalangi orang itu. Lalu dengan wajah geram, Rajdeep meninggalkan nandini yang menangis kesakitan sekaligus malu. Nandini berlari sambil menangis di ikuti tatapan orang banyak.
Kunal sedang menstater mobilnya dan hendak melaju ketika Nandini melintas tiba-tiba. Karena kaget, nandini terjatuh. Kunal segera turun dari mobil hendak menolong. Tapi nandini bergegas bangkit dan beranjak pergi, tanpa memperdulikan panggilan Kunal. Kunal menatap punggu nandini dengan heran. Saat dia kembali ke mobil, Kunal melihat gelang nandini tergeletak di jalan. Kunal memunggutnya...