Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 2. Mauli sedang menunggu Kunal. Nandini yang kebingungan lewat di sampingnya, tapi Mauli dan Nandini tidak saling belihat. Karena Mauli sibuk bicara di telpon, dan Nandini terlihat bingung.
Nandini tiba di jalan raya dan bertanya kemana arah menuju Andheri. Yang di tanya menjawab kalau Andheri sangat jauh, dia menunjuk halte bus dan menyuruh Nandini menunggu bus di sana.
Kunal masih tertegun melihat kearah lenyapnya Nandini, ketika Mauli muncul dan menegurnya, "kunal, kemana saja kau? Aku menunggu mu sejak tadi..." Kunal memberitahu Mauli tentang wanita yang melintas di depan mobilnya secara tiba-tiba, "belum sempat aku menyadati segalanya, dia telah lenyap." Mauli menatap Kunal dengan heran, "apakah kakinya terlipat kebelakang Kunal? Aku harap kau tidak sendang berkhayal?" Kunal menunjukan gelang ditangnya. Lalu dengan suara setengah horror dia berkata, "nah, lihatlah.. dia meninggalkan tanda..." Mauli tertegun melihat gelang itu. Dia meraihnya, "Nandini..."
Kilas balik memperlihatkan bagaimana mauli memasangkan gelang yang sama di tangan nandini. Mauli meminta Nandini agar selalu memakai gelang itu. Dan nandini berjanji.
Mauli terlihat bingung dan cemas. Kunal bertanya, "Mauli, kau baik-naik saja?" Mauli tidak menjawab. Dia berlari sambil membawa gelang itu. Kunal memanggilnya, "mauli..." Kunal hendak mengejar Mauli, tapi mobilnya menghalangi jalan. Dan ada mobil hendak melintas. Kunal bingung. Dia membiarkan Mauli pergi sementara dia memundurkan mobilnya.
Ada kerumunan. Nandini menyusup diantara kerumunan itu. Mauli tiba di tempat yang sama. Dia melihat punggung Nandini diantara kerumunan. Mauli ikut menyusup.Nandini berhasil melewati kerumunan dan di hadang oleh orang-orang yang membakar kembang api. Nandini sangat binggung dan takut. Mauli berteriak memanggilnya, "Nandini..." Nandini menghentikan langkahnya. Mauli menunggu dengan harap-harap cemas. Nandini mengenali suara Mauli dan tersenyum penuh harap. Dia hendak berbalik, ketika muncul Rajdeep. Rajdeep menarik paksa Nandini agar masuk ke mobil. Mauli melihat itu. Dia berlari menghampiri, tapi rajdeep dan nandini telah melaju pergi. Mauli terpana tek percaya. Kunal muncul. Dia merangkul Mauli dan mengajaknya pergi. Mauli masih terpana tak percaya.
Dalam Mobil, Rajdeep memarahai Nandini, "apa yang kau lakukan di halte?" Nandini menjawab dengan takut, "karena tidak ada taksi, kupikir..." Rajdeep marah, "kau pikir apa? Hanya orang punya otak yang berpikir. Kau yang tidak berpendidikan mau berpikir apa?" nandini terdiam menyedihkan. Rajdeep memarahi Nandini karena telah membuat dirinya kehilangan Investor dan karena nandini akan pulang naik bus. Harga dirinya terusik. Tapi nandini tidak memperdulikan itu. Suara teriakan Mauli kembali terngiang di telinganya. Rajdeep membentak Nandini dan memukul kepalanya karena nandini tidak mau mendengar ucapannya. nandini menangis. Rajdeep melarang nandini menangis. Dia juga menyumpahi orang tua nandini karena tidak mendidiknya. Rajdeep berkata kalau besok dia akan pergi ke Goa, jika nandini mengacau lagi di sana, dia akan melakukan apa yang terakhir kali dia lakukan pada nandini, "kau ingat apa yang kulakukan padamu terakhir kali?" nandini mengangguk ketakutan. rRajdeep berjanji akan melakukannya dengan lebih buruk lain kali.
Mauli terlihat temenung sambil duduk di meja dapur. Sementara Kunal terlihat sedang merebus sesuatu. Melihat itu Kunal menyuruh Mauli berpikir, ".. kau ini ilmuwan. Berapa persen kemungkinan gelang itu milik temanmu? kau bisa membeli gelang semacam itu di internet. banyak gadis yang mengenakannya. Kau memberikan gelang yang sama pada temanmu 6 tahun yang lalu. Apakah dia masih akan memakainya hari ini?" Kunal mengingatkan mauli kalau mereka sudah tidak saling bicara selama 6 tahun ini, "lalu bagaiman amungkin? Jadi, tenanglah..."
Mauli memutar duduknya menghadap kunal, "tapi apakah tidak aneh, ulang tahun gadis itu berlangsung di meja seberang, dan aku temukan gelang yang sama di tempat itu. AKu tahu, itu bukan berarti dia. Tapi juga bukan berarti itu bukan dia. Sayang, aku punya firasat.. aku sangat tidak tenang seolah-olah dia dalam masalah. Aku hanya mencemaskan dirinya." Kunal menyuruh Mauli menelponnya. Mauli mengambil hpnya tapi terlihat enggan untuk menelpon. Setelah berpikir cukup lama, mauli setuju cengan ucapan Kunal, kalau itu bukan nandini. Kunal tersenyum miris, "aku sama sekali tak mengerti dirimu. Kau menyanyangi temanmu, mencintainya, tapi kau juga tak mau bicara padanya."
Kunal menuang minuman dalam 2 cangkir. 1 untuknya dan satu lagi untuk mauli. Mauli menerima cangkirnya dan terlihat berpikir. Kunal melihat itu dan bertanya, "bagaimana rasanya?" mauli menjawab, "sempurna." Kunal menyergap, "tanpa mencicipinya?" Mauli menjawab dengan diplomatis, "siapa juga yang mau merusak rasa tea hijau?" mauli meletakan cangkir teh nya di meja. Kunal mengambil teko susu dan menuangkan isinya ke gelas teh Mauli. Mauli protes, "Kunal."
Kunal tertawa, "siapa juga yang mau merusak rasa teh hijau?" Sambil tertawa penuh kemenangan Kunal hendak beranjak. Tapi mauli menahan tanganya dan menyuruh Kunal membuatkan teh hijau yang baru untuknya.