-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga terhibur...

loading...

Sinopsis Silsila badalte rishton ka episode 1 bag 2

Sinopsis Silsila badalte rishton ka episode 1 bag 2. Esok paginya. Mauli sedang berdoa di depan altar ketika nenek memanggil dan protes, "..aku ingin minum teh, kenapa tidak ada yang mengantarkan teh ku?" Mauli memanggil Pramila. nenek terus berteriak memanggil. Mauli mendatangi kamar nenek. nenek mengadukan Pramila yang belum juga datang membawakan teh. Mauli menenangkan nenek dan memeriksa tengsi darahnya. nenek bertanya, "apakah semuanya baik-baik saja?" Mauli mengangguk, "ya. Nenek jangan marah-marah, jaga kesehatan.." Nenek meminta mauli menganti pasword WiFi nya agar pramila tidak main hp saja. Mauli mengiyakan.

lalu nenek menunjukan casing hp bergambar foto Kunal dan Mauli. Mauli terpana gembira. Nenek mengucapkan selamat ulang tahun pernikahan dan menggoda mauli. Mauli tersipu. Ada telpon masuk. Mauli memberitahu nenek kalau itu telpon dari ibu mertuanya. Mauli pmit keluar sambil bicara di telpon. DI pintu dia berpapasan dengan Pramila yang membawa nampan dan biskuit untuk nenek. Mauli menegur pramila, "kenapa kau lakukanini?" Pramila hanya tersenyum. Mauli keluar untuk bicara.


Nenek mengomeli Pramila karena tidak becus kerja. Dia meminta tehnya, tapi tidak mau makan biskuit yang di bawkan Pramila. Nenek ingin makan coklat chips. Pramila heran, "coklat chips?" nenek mengangguk, "bawa pergi biskuit ini dan ambilkan coklat chips untukku. Pramila menurut.

Mauli masuk kedalam kamar sambil bicara dengan ibu mertuanya di telpon. Ibu mertua menanyakan kunal dan ingin bicara dengannya. mauli memberitahu ibu kalau Kunal dalam kamar mandi dan akan bicara dengannya nanti. Lalu si ibu menutup telponnya. Kunal keluar dari kamar mandi dengan wajah cemberut. Mauli menatapnya sambil bersiul. Kunal tak mengubrisnya. Mauli menghampiri kunal dan memeluknya dari belakang sambil mengucapkan selamat Anniversary. Kunal melepas pelukan Mauli dengan kasar. Mauli menatap Kunal dengan heran, "oh, jadi kau marah?" Kunal tak menyahut. Mauli membujuk, "katakan sesuatu!" Kunal tak mengubris.

Mauli beranjak kek tempat tidur sambil membawa handuk kunal. Dia berbaring menantang dan meminta kunal datang. Kunal menatap Mauli tanpaekspresi. Dia mendekat dan mengungguli tubuh Mauli. Mauli tersenyum penuh arti. Kunal mengulurkan tanganya untuk mengambil handuknya dan mengibaskan rambutnya yang basah tepat diatas wajah Mauli lalu bergegas pergi. mauli mengusap wajahnay yang basah dan duduk di tepi tempat tidur sambil protes, "wow. Kelakuan macam apa ini?" Kunal tak terusik. Dia sibuk membuka lemari dan memilih baju. Mauli mengambil naju warna biru dan mengulurkannya pada kunal. Kunal merenggut baju itu dan bernajak pergi. Mauli mengawasinya.


Selesai berpakaian, Kunal pergi ke meja rias untuk mencari sisir. mauli bersiul dan melemparkan sisi kearah kunal. Kunal menangkap sisir itu dengan tatapan protes. tanpa bicara, kunal menyisir rambutnya. Mauli mendekat dan duduk di tepi tempat tidur sambil menatap Kunal. Kunal tak perudli. mauli berkata, "Ajaib. Wajahmu bercahaya. Beritahu aku rahasianya?"

Kunal menyahut, "tidur awal dan nyenyak.." mauli memainkan wajahnya. Kunal tak mengubris. Diamencari sesuatu. Mauli menemukan benda yang di cari Kunal dan menyodorkannya. Kunal menerima benda itu dengan wajah cemberut. mauli bangkit dan memeluk Kunal dari belakang, "aku tahu. Jadi kau marah." Kunal melepas pelukan Mauli dan dengan sinis dia menjawab, "tidak sama sekali. Siapapun bisa tidur nyenyak di malam anniversary nya seperti anak kecil. Itu lebih menyhatkan.." Mauli protes, "itu tidak adil, Kunal. Ada emergency. AKu terpaksa pergi."

Kunal menyahut, "lupakan tentang adil dan tidak adil. Aku hanya minta satu malam romantis, kau tak bisa memberikannya." Dengan kesal kunal menghempaskan pantantnya di tepi tempat tidur. mauli ikutan duduk di samping kunal sambil berkata, "siapa bilang seseorang hanya bisa romantis di malam hari? Kita bisa melakukannya di siang hari juga lho. Aku bersamamu" Kunal menatap wajah jenaka mauli dengan kesal, "siang hari? kita panggil Pramila dan nenek? Mama juga.." Mauli tergelak, "kau tahu tidak? Dengan teknologi internet, mereka bisa melihat kita." Kunal memprotes gurauan mauli. mauli memasang wajah serius, "aku telah melakukan banyak hal. tapi kau masi saja marah. AKu tak tahu harus bagaimana lagi." Kunal tak mengubris. Mauli pura-pura menyerah, "ya sudah. teruskan marahmu. Kenapa pula aku mengambil cuti hari ini? AKu akan pergi ke rumah sakit!" Kunal kaget mendengarnya. Mauli beranjak pergi. Kunal cepat-cepat meraih pergelangan tanganya. Mauli tersenyum penuh kemenangan. Kunal ikut tersenyum. Kunal menyentakan tangan Mauli dan keduanya bergulingan di tempat tidur.

Saat keduanya tidur berhadapan, Kunal bertanya, "apa yang kau pikirkan?" Mauli menyuruh Kunal memintarestu dari ibunya dan nenek. Kunal terlihat kecewa, "jadi itu yang kau pikirkan?" Mauli balik bertanya, "lantas menurutmu apa?" kunal menjawab, "ku pikir, istriku akan membujukku setelah dia menelantarkan aku semalam." Mauli bertanya, "membunjuk? seperti apa?"

Kunal mendorong tubuh mauli hingga terlentang di atas tempat tidur lalu menidnihnya, "seperti ini. Dia akan mencium ku di sini..." kunal mencium pipi Mauli, kening mauli dan hendak mencium bibirnya ketika mauli mendorong tubuh Kunal dan bergegas duduk. Kunal ikutan duduk. Mauli menanyakan hadiahnya. Kunal menjawab kalau dia tak sempat keluar. Mauli tidak percaya. Dia mencari hadiahnay di kantong baju kunal. Kunal tertawa geli dan menutupi wajahnya. Mauli melihat hansaplas yang membalut jarimanis kunal. Dia kaget, :kunal, kenapa ini?" Kunal memberitahu kalau jarinya terluka sedikit. Mauli cemas, "apakah kau sudah suntik tetanus?" kunal berkata kalau itu cuma luka kecil. Mauli bergegas mengambilkotak onat dan membuka hansaplast yang menutup jari Kunal. Saat hansaplast terluka, dia tertegun melihat namanya terpatri di jari manis Kunal.

"Kunal..."
Kunal tersenyum penuh arti, "cincin perniakhan bisa terjatuh di hari perniakhan kita ataupun tercuri. tapi sekarang, namamu akan menjadi milikku selamanya." Mauli terharu mednengarnya. Dia menitikkan airmata, "ini pasti sakit.."lalu mauli memeluk Kunal sambil menitikan airmata bahagia. Keduanya saling berpelukan...

Penulis

Popular Posts

Daftar Episode