Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 10. Nandini membuka pintu ruang kerja Mauli. Dia teringat kata-kata Mauli tentang seorang ayah yang tidak menginginkan anak tapi lama-lama menyukainya. Nandini berpikir dalam hari, "aku tak boleh menggugurkan bayi ini, tanpamemberitahu rajdeep. Ini salah. Dan siapa tahu, sekali dia melihat bayi itu, mungkin dia berubah pikiran.." Karena tidak segera masuk, Mauli memanggil lagi, "silahkan masuk!"
Nandini tersadar, dia melepas pegangan pintu, hingga tertutup secara otomatis. Setelah itu tanpa pikir panjang, Nandini berlari meninggalkan kantor Mauli. Mauli yang penasaran keluar dan mengejarnya. Tapi nandini sudah lenyap. Mauli menghampiri resepsionis bertanya tentang pasien yang dia kirim ke kantornya. Si resepsionis tidak begitu ingat. Mauli ingin melihat formulirnya, tapi formulir di bawah pergi Nandini. Mauli bertanya nama pasien, resepsionis tidak ingat. Mauli terlihat gusar. Resepsionis memberitahu mauli kalau pasien itu datang untuk aborsi.
Ibu mertua sedang berusaha mengompres nenek, tapi nenek menepis tangan ibu mertua sambil membentak, "aku tak ingin apapun darimu.." Ibu mertua bertanya dengan lembut, "sampai kapan ibu marah padaku? Tiak bisakan ibu melupakan masa lalu?" Dengan geram nenek menjawab, "tidak akan, selama kau ada di depanku! Lukaku tidak akan pernah sembuh."
Mauli datang dan menegur keduanya, "nenek, mama..." Ibu mertua mendesah sambil berkata, "tidak ada yang berbeda setiap kali aku ada si sini. Ini bukan hal baru buatku..." ibu mertua mengambil alat kompres dan memberikannya pada Mauli, "ambil ini.." Lalu dia pergi. Mauli menatap nenek dengan tatapan prihatin.
Kunal sedang sibuk dengan tab nya ketika mauli datang sambil mengadu, "nenek dan mama tak bisa berhenti bertengkar. Semakin parah.." Kunal mengiyakan. Mauli melepas anting-anting sambil berkata, "apa yang harus ku katakan pada mereka? Hari ini aku terbuai dalam masa lalu..." Kunal menyahut, " hem..." mauli melanjutkan, "aku tak bisa berhenti memikirkan Nandini..." Kunal kembali menhemkan. Mauli menghampiri Kunal sembari protes, "Kenapa kau hanya ham hem ham hem? Apa yang kau lakukan? Apa yang menyibukanmu, sayang? Aku memberitahumu kalau aku semas sepanjang hari. Aku tak bisa berhenti memikirkan nandini. Kau tak mengatakan apapun.."
Kunal menjawab, "sayang, aku sedang mencari profile Nandini untukmu. Tapi tak ada di medsos manapun.." Mauli menyahut, "dia tak akan ada di sana. Dia sangat pemalu..." Kunal mendapat ide, "mauli, aku punya ide, kita bisa menemukan nomer Nandini melalui akun Rajdeep.." Lalu Kunal mencari profile Rajdeep dan menemukannya. Kunal berniat menanyakan nomer Nandini melalui rajdeep. Mauli melarang, "tidak Kunal. Jangan bertanya dari akunmu. Biar aku saja. Kalau kau tanyanomer Nandini, dia akan merasa aneh.." Mauli mengambil tab dari tangan Kunal dan meminta pertemanan pada Rajdeep.
Rajdeep sedang mengemudi, ketika terdengar notif dari medsos. Rajdeep memeriksa notif itu dan kaget campur geli melihat permiantaan pertemanan dari Mauli, "mauli mengajak berteman? Setelah sekian tahu, akhirnya dia ingat nandini.." rajdeep berpikirkeras, "apakah mereka bertemu di Goa?Hmmm... aku akan balas dendam padanya karena pernah menamparku. AKu tak akan membgizinkan kau menemui Nandini, Mauli. Tq karena telah memberikan profilemu.." lalu Rajdeep memblock akun Mauli.
Mauli kecewa, karena rajdeep memblock akunnya, "sungguh menjijikan rajdeep. Aku cemas, bagaimana menderitanya Nandini tinggal bersamanya. Orang tuanya telahpun meninggal.." Mauli menyesal karena telah menginggalkan nandini, "aku teman satu-satunya.." Kunal menghibur Mauli, "kau tidak meninggalkan dia, dia yang meninggalkanmu demi Rajdeep. Jangan salahkan dirimu karena hal itu...."
Kunal asyik dengan tabnya. Mauli melihat Kunal mengirim pesan pada rajdeep melalui akunnya. Mauli kaget, "apa yang kau lakukan kunal? Dia akan tahu tentang kita. Disana lebih banyak fotoku, daripada fotomu. Dia akan tahu. Ap ayang sudah kau laukan?" Kunal menenangkan Mauyli, "relax, suamimu juga seorang dokter. Dia sangat pintar..." Kunal menunjukan pada Mauli kalau dai telah menyembunyikan foto Mauli dari akunnya agar tidak di lihat rajdeep, "okay? kau senang?" Mauli mengangguk, "aku percaya... suami dokter." Kunal tersenyum.
Rajdeep melihat pesan masuk dari Kunal. Kunal ingin rajdeep menelponnya. Rajdeep sangat gembira. Tanpa membuang waktu, Rajdeep menelpon Kunal.
Kunal menerima telpon rajdeep dan menanyakan kabarnya. Rajdeep menjawab kalau diarinya baik-baik saja dan karena bicara dengan Kunal, segaanya menjadi lebih baik lagi. Kunal memberitahu Rajdeep kalau dia penasaran dengan kesepakatan yang di tawarkan rajdeep dan mengajaknay bertemu besok siang di Restauran Villa laut. Rajdeep setuju. mauli memberi isyarat kalau dirinya juga ikut. Kunal memberitahu rajdeep kalau istrinya yang juga dokter ingin ikut. Dia meminta Rajdeep mengajak istrinya juga. Rajdeep setuju. lalu pembicaraan teerputus. Mauli memeluk Kunal dengan gembira.
Mauli membeirtahu Kunal kalau dia telah memberinya hadiah yang sangat hebat, "aku akan bertemu Nandini. Setelah sekian tahun. ya Tuhan..." Mauli menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur. Kunal tertawa. Dia menghampiri Mauli dan duduk di sampingnya, "aku memberi hadiah pada diriku sendiri, bukan padamu. Karena kebahagianmu adalah kebahagianku.."
Tapi Kunal berkata kalau dirinya juga sedikit takut. Mauli bangkit dari tidurnya dan menghadap Kunal, "kenapa takut?" Kunal menjawab, karena sampai sekarang, aku adalah pusat perhatianmu. Sekarang nandini akan masuk dalam hidupmu, perhatianmu akan terbagi.." mauli menampar lembut pipi kunal, "omong kosong apa itu Kunal? Kau dan Nandini punya tempat berbeda. Kau tahu apa yang aku rasakan? Aku merasa kalau kau akan bisa bergaul dengan nandini lebih baik daripada denganku." Kunal kaget, "apa?" Mauli merasa kalau dirinya akan menjadi orang ketiga, "...lihat saja.."
Kunal tak mau tahu, "aku hanya ingin Mauli ku untuk diriku saja. Tidak separuh, apalagi sampai terbari. okay?" Mauli memeluk Kunal sambil berkata, "okay sayang, okay. I love you..." Setelah melepas pelukannya mauli berkata, "karena telah memberiku kesempatan untuk bertemu nandini, aku bisa memberimu apapun yang kau inginkan.." Kunal bertanya, "apapun?" Mauli mengangguk. Kunal membuat Mauli penasaran, "aku mau.... yang hangat..." Mauli menunggu dengan sabar. Kunal melanjutkan, "secangkir green teh.." Mauli memukul Kunal lembut, "Kunaal...! Memang ada orang yang minum teh malam-malam begini?" Lalu mauli menyuruh Kunal mematikan lampu dan keduanya berbaring, berpelukan. Kunal berkata kalau malam ini mereka akan susah tidur, "besok adalah hari yang sangat spesial untuk kita berdua. kau gembira melihat nandini dan aku akan gembira karena melihatmu.." Mauli tersenyum bahagia.
Nandini binggung karena kehamilannya. Dia berniat memberitahu rajdeep secepatnya. Rajdeep datang dengan wajah berseri-seri, "nyonya... aku sangat gembira hari ini. Tanyalah kenapa?" rajdeep membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Nandiri berlutut dan membuka sepatu Rajdeep sambil bertanya, "kenapa?" rajdeep menajwab, "karena besok aku akan makan siang dengan dokter ternama dan istrinya. Jika segalanya berjalan lancar, maka tidak lama aku akan mempengaruhi seluruh dokter. Sudah saatnya bagimu, nyonya, untuk mendukung suamimu... apakah kau siap?"
Nandini mengangguk. Rajdeep memberi intruksi agar nandini besok berpakaian cantik dan memakai parfum mahal, "jangan lupa untuk membiarkan aku yang bicara, kau jangan buka mulut.. jangan tunjukan kebodohanmu. Mengerti?" Nandini mengangguk. Rajdeep memejamkan matanya. Nandini ingin mengatakan sesuatu. Rajdeep melarang Nandini menggangunya, karena sudah malam. Dia menyuruh nandini berlatih makan menggunakan garpu dan pisau. Lalu rajdeep kembali berbaring. Nandini masih berusaha untuk bicara, tapi rajdeep sudah tertidur.
Paginya, Mauli sedang menyiram tanaman ketika Kunal datang membawa dua cangkir teh. Kunal menyapa Mauli, "selamat pagi sayang.." Mauli menyahut, "selamat pagi." Kunal berkata kalau mata mauli mengisyaratkan bahwa malam tadi dai bermimpi indah. Mauli menyahut, "mimpi Inda? yang sebenarnya, sayang. Aku tidak tahu bagaimana aku akan bertemu nandini..." Kunal heran, "kenapa?" karena Mauli tidak tahu apa yang akan dia bicarakan setelah berpisah sekian tahun, "terakhir kali aku bertemu dengannya, aku sangat terluka. Aku merasa... kalau sebagian tubuhku ada yang di amputasi. Apakah aku akanbahagia setelah bertemu dia?"
Kunal menyahut cepat, "kau pasti gembira. Bertemu setelah berpisah sekian lama akan melipat gandakan kebahagiaannya.." Mauli bertanya, "bagaimaana kau bis atahu?" Kunal menjelaskan bahwa sektika mereka bertengkar lalu baikan, mereka merasa sangat bahagia, "jadi aku merasa kalau ini hanyalah pertengkaran lama yang akan berakhir hari ini..."