-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga terhibur...

loading...

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 6

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 6. Kunal dan Nandini saling bertindihan. Keduanya saling pandang dengan jenggah. Kunal bergegas bangkit. Nandiri terduduk. Kunal mengulurkan tanganya untuk membantu Nandini berdiri. Nandini menatap Kunal dengan ragu-ragu. Kunal menyodorkan tanganya lagi. Gengan ragu Nandini mengulurkan tangannya. Kunal cepat menyambut tangan Nandini dan membantunya berdiri. 

Nandini hendak beranjak pergi, ketika Kunal menyapanya, "kau baik-baik saja?" Nandini mengangguk, "aku baik-baik saja." Nandini melangkah pergi. Kuinal menahannya, "tunggu. Kau terluka..." Nandini memegang luka di keningnya. Kunal menawarkan diri untuk memeriksa. Nandini menolak dengan gugup, "sudah ku bilang, aku baik-baik saja.." Kunal meminta Nandini membiarkan dirinya memeriksa, "aku dokter. AKu akan mengobatimu. Ayo.." Nandini ragu. Kunal memaksanya.

Kunal dan nandini kembali ke hotel. Kunal mengobati luka Nandini. Nandini memberitahu Kunal kalau besok dia akan pulang dan akan berobat pada dokter keluarga, "terima kasih.." Nandini bangkit. Tapi Kunal menyuruhnya duduk kembali. nandini tertegun. Kunal memerintah dengan suara tegas, "ku bilang, duduk!" Nandini menurut dengan was-was.

Kunal berkata kalau dia masih perlu memeriksa luka lama Nandini. Nandini heran, "luka lama?" Kunal mengangguk, "ya. luka ini suah tidak berdarah, artinya luka lama." Dengan gugup Nandini memberitahu Kunal kalau dirinya terjatuh di kamar mandi dan terluka. Tapi sekarang sudah sembuh." Kunal tersenyum tipis, "apakah kau tahu kalau luka bisa bicara? Mereka mengatakan semuanya pada dokter. Kapan orang itu terluka dan bagaimana. Menyembunyikan kejahatan lebih buruk daripada melakukannya." Nandini tertegun. Kunal menatapnya dengan tajam. Nandini coba menyangkal, "apa yang Anda katakan?"

Kunal menyahut, "kau tahu apa yang ku bicarakan. Para wanita yang jatuh dari tangga atau di kamar mandi seringkali terjadi karena suaminya pemarah atau bekelakuan kasar. Apakah suamimu seperti itu ...?" Nandini menyela, "dokter, kumohon..." Kunal dan nandini saling tatap. Dengan terbata-bata Nandini berkata, "kalau kau sudah selesai, aku akan kembali pada suamiku.." Kunal tidak keberatan. tapi dai meminta nandini mengisi formulir dulu, "siapa namamu?" Nandini menjawab, "nyonya Rajdeep Thakur." Kunal protes, "aku menanyakan nanamu, bukan identitasmu.."

Kunal mengobati luka di tangan Nandini sambil menjelaskan kalau dirinya sendiri adalah seorang suami, "aku mengerti dengan baik segala intrik dalam hubungan suami istri. Menikah adalah hubungan yang sama antara 2 orang. Itu adalah hubungan pertemanan, tak ada yang kecil atau besar dalam hubungan ini. Ya, memang ada cinta dan pertengkaran di dalamnya, tapi tak ada tempat untuk kekerasan.." nandini teringat Rajdeep menamparnya di pesta ulang tahunya dulu. Kunal meneruskan, "ada kesakitan, tapi tak ada tempat untuk luka." nandini terbayang bagaimana Rajdeep melemparkan dirinya keluar dari kamarhotel hingga membentur dinding dan terluka.

Kunal melanjutkan, "ada banyak kemarahan, tapi tak ada tempat untuk rasa takut. Ada beberapahal yang akan membuat sebuah pernikahan sukses atau gagal..." Nandini berkata, "anda benar sekali. Ada banyak hal dalam pernikahan. Ada tempat untuk memaafkan juga kompromi. Ada hak dan kewajiban. Pernikahanku adalah darmaku, dan suamiku adalah segalanya bagiku..." Kunal tertegun mendengar penuturan nandini. Lalu nandini pamit, "Jika adna sudah selesai, aku harus kembali pada suamiku.." nandini menarik tanganya dari genggaman Kunal dan bengkit.

Kunal ikut bangkit, "baiklah, terserah dirimu. Hanya saja aku tidak bisa membiarkan ketidakadilan. Aku sangat mudah marah. Tapi apayang bisa ku lakukan, tidak semua orang seperti diriku..." lalu Kunal memberikan kartu namanya dan menyuruh nandini menelponnya kapanpun di butuhkan.." Nandini hendak menerima katu itu ketika rajdeep muncul, "hai nyonya.."

Rajdeep menghampiri Nandini dan Kunal. Dia meraih nandini dalam pelukannya dengan nada penuh kekhawatiran, "kemana saja kau? aku mencarimu kemana-mana. Ap akau baik-baik saja?" Rajdeep mencium kening nandini di hadapan Kunal. lalu dia menayap Kunal,"hai Dokter, apa kabarmu?" Kunal memberitahu Rajdeep kalau nandini terluka. Rajdeep pura-pura kaget. Kunal memberitahu kalau dia telah membalut luka nandini, "tapi aku takut, luka itu mungkin serius dari kelihatannya."

Rajdeep menjelaskan, "luka ini? Kepalanya terhantuk sudut tempat tidur saat kakinya tersangkut sari. AKu sudah mengoleskan salep, kan?" Nandini pura-pura tersenyum dan mengangguk kecil. Kunal tersenyum tipis, "terhantuk sudut ranjang, Nyonya Rajdeep Thakur? lain kali kau harus lebih berhati-hati. Ada kemungkinan lain kali kau akan terhantuk dengan keras. dan tidak selamanya ada dokter di sekitarmu.." Rajdeep mengiyakan ucapan Kunal, "Anda benar dokter. Dia seringkali jatuh. Apakah Anda punyaobat yang bis amembuat dia berhenti terjatuh?" Kunal tertawa, "sayangnya dia bukan anak-anak. Dia harus menjaga dirinya sendiri. Dan lagi, sering jatuh bukanlah suatu penyakit, itu kebiasaan."

Nandini dan Kunal saling tatap. Rajdeep menatap nandini. Kunal tersenyum, "untungnya kau memberitahu bagaimana kepalanya bisa terluka, kalau tidak aku sudah menelpon polisi." Rajdeep kaget, tapi coba tersenyum, "apa gunanya melakukan itu, dokter? Ini luka biasa. Ini normal." Rajdeep meminta dukungan nandini. nandini mengangguk. lalu rajdeep mengulurkan tangannya, "ngomong-ngomong, terima kasih atas bantuan Anda.." Kunal menyambut tangan rajdeep dan berpesan, "jaga diri kalian baik-baik tuan dan nyonya thakur. Selamat malam.." Lalu Kunal melangkah pergi.

Sepeninggal Kunal, Rajdeep kembali mengintimidasi nandini, "apa yang kau katakan padanya? Kenapa dia bilang akan memanggil polisi?" Dengan ketakutan, nandini menyahut, "aku tidak bicara apa-apa.." rajdeep mengajak nandini kembali ke kaamar, "meninggalkan mu sendirian sangat beresiko. Kau tidak terpelajar, dan akan tetap tidak terpelajar.." Lalu rajdeep memegang lengan nandini dengan kasar dan menariknya paksa. nandini hanya bisa menurut sambil meringis kesakitan.

Kunal bicaradi telpon dengan Mauli. Dia menceritakan apa yang baru saja terjadi, "aku tidak mengeri, kalau wanita seperti itu masih ada. Merekadi pukuli oleh suaminya, tapi tidak mengatakan apapun. Kenyataanya, malah membela suaminya. AKu berusaha keras membuat dia bicara yang sebenarnya. tapi dai sangat aneh..." Di seberang, Mauli mendengarkan omongan Kunal sambil membuka figura yang pecah tertiup angin. Mauli merasa kasihan pada wanita yang di ceritakan Kunal, "kau seharusnya memanggil polisi."

Kunal menjawab, "aku akan menelpon polisi, tapi..apa yang akan kukatan pada mereka? Dia tidak akan menentang suaminya." Mauli menyahut, "sunggu menyedihkan, mengetahui wanita tidak mengatakan apa-apa meski menjadi korban kekerasan rumah tangga. Ada banyak hukum tentang pernikahan.." Kunal mengalihkan pembicaraan, "tapi sayang, kapan kita terlihat sebagai pasangan.... akuberuntung kita tidak seperti mereka." mauli tersenyum, "ya sayang, pernikahan kita sempurna. Aku sangat beruntung bahwa kau menjadi suamiku, rekan dan teman dan bukan tukang berkelahi..."

Penulis

Popular Posts

Daftar Episode