-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga terhibur...

loading...

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 27 bag 2

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 27 bag 2. Kunal bertanya, "siapa yang memberi mendali pada pernikahan kita?" Mauli menyahu, "aku. Untukmu. Saat ini..." Kunal berkata, "kalau begitu aku bisa mencium mendali ini?" Mauli menyahut, "tentu saja. Jangan buang-buang watu kalau mau berbuat baik.." Kunal langsung baik, "waah....." lalu dai mematikan lampu dan memeluk Mauli.

Paginya, Nandini sedang menyiram bunga. Mauli dan Kunal datang sambil mengucapkan selamat pagi. Nandini membalas sapaan mereka. Mauli menyodorkan buku pada nandini. Nandini menerimanya sambil bertanya, "apa ini?" Mauli menjelaskan, "ini untukmu. Agar kau bisa memulai hidupmu lagi." Nandini heran, "tapi ini buku kosong...?" Kunal memyuruh Nandini menulis apapun yang dia inginkan dalam hidupnya, "di buku ini. Dengan ini kau akan memulai hidupmu lagi.." Nandi bertanya, "seperti buku diary?" Mauli mengiyakan, "dalam buku diary kita menulis yang telah lalu, tapi dalam buku ini, kau akan menulis rencana untuk masa depanmu. Seperti keranjang belanja.."

Nandini tambah heran, "keranjang belanja?" Kunal menjelaskan, "seperti kalau kau pergi ke supermarket, kau akan mengambil keranjang untuk apapun yang kau butuhkan. Dan kau menambahkan apapun yang kau inginkan dalam keranjang itu. Seperti itulah kertas kosong ini. Tulis semua yang kau inginkan dan kau impikan diatasnya..." Mauli menyentuh lengan nandini, "impianmu. Buat daftarnya. Dan aku akan bertemu dengan mu lagi nanti sore untuk melihat daftar ini.." Mauli mencium pipi Nandini dan mengucapkan selamat tinggal. Nandini mengangguk paham.

Kunal menggandeng Mauli, minta dia antarakan ke klinik, karena mobilnya masih rusak. Mauli mengangguk. nandini menatap kepergian keduanya sambil tersenyum. Tapi tak lama kemudian Kunal kembali, tanpa Mauli. Dia mengingatkan Nandini tentang janjinya, "bahwa kau akan memberi kesempatan pada hidupmu. Jadi, penuhi janji itu di kertas ini. Jalani hidup dengan penuh kepuasan. Okay..?" nandini mengangguk. Kunal memgucapkan semoga sukses, lalu melangkah pergi.

Nandini duduk di sofa dengan wajah sumringah dan senyum yang menghiasi wajah. Dia menulis sesuatu di kertas kosong itu. Tiba-tiba kecemasan membayangi wajahnya. Nandini mencoret kata itu dan terlihat gelisah. Dia tak tahu apa lagi yang harus di tulisnya. Sepanjang hari, dia terlihat sedih dan tidak menulis apa-apa. hingga sore hari tiba.

Kunal datang dan menyapa nandini, "selamat sore Nandini..." lalu Kunal duduk di samping nandini. Nandini hendak membuatkan teh. Tapi Kunal melarang, "aku ingin melihat daftar keranjang mu.." Kunal mengambil buku di tangan nandini. Dia membukanya dengan rasa penasaran. Kunal tertegun saattak menemukan apapun. tapi dia pura-pura tak perduli dan tersenyum penuh pengertian, "kau pasti sibuk bekerja kan? Tak masalah. Kita akan membuatnya sekarang. Karena Mauli pasti tak peduli dengan wajah manismu.." Nandini menatapKunal dengan bingung. Kunal tertawa, "karena dia juga tak meperdulikan ajah manisku..."

Lalu Kunal mengajak nandini membuat daftar itu bersama-sama. Kunal bertanya apa yang di inginkan nandini? Nandini menggeleng, "aku tak tahu.." Kuinal menyuruh Nandini berpikir. Lalu Kunal memberi perumpaan kalau mereka pergi ke supermarket kehidupan, di sana ada banyak bagian, ad amakanan, jalan-jalan, hobby, dll. Kunal menyuruh nandini memilih, mana yang dia ingin kan? Nandini berkata kalau dirinyatidak tahu, karena dia tak pernah belanja untuk dirinya sendiri. Tapi kemudian, dengan lugu Nandini bertanya apakah sumpermarkert itu jualan Sari? 

kunal tersenyum, "sari? Nandini kau sudah punya banyak sari. Ini daftar keranjang. Kau harus membuat daftar segala sesuatu yang ingin kau lakukan, bukan yang kau lakukan setiap hari." Nandini masih belum paham. Lalu Kunal memberi perumpaan dirinya sendiri, "kalau aku, aku akan pergi ke bagian makanan. Kau kan pintar masak, apa yang ingin kau masak?" Nandini berkata kalau dia akan memasak apapun yang di sukai orang-orang. Kunal menertawakannya, "Nandini.... apa yang ingin kau makan? Ini tentang dirimu. Pikirkan sesuatu yang belum pernah kau makan dan kau sangat mengidamkannya.."

Nandini coba berpikir keras, tapi tetap tak tahu apa yang dia inginkan. Kunal membantu Nandini berpikir, "baru memikirkannya saja, mulutku sudah berair..." Kunal bertanya pada nandini apaka dia pernah makan pizza yang setiap lapisan ada kejunya. nandini menggeleng. Kunal berkata kalau di samping apartemen mereka ada cafe italia yang menjual pizza seperti itu, "apa kah kau mau makan pizza itu?" Nandini mengangguk. Kunal gembira, "bagus.." Lalu dia menuliskan apa yang ingin di makan nandini di kertas kosong itu.

lalu Kunal bertanya, "apa lagi yang ingin kau lakukan? Katakan sesuatutentang mimpimu..." Nandini kembali berpikir. Kunal beruman lirih, "aku bahkan memimpikan makanan.." Kunal bertanya dengan antusias, "pernahkan kau makan Flaming daun batel? Yang di sajikan dengan nyala api?" nandini menggeleng. Kunal heran, "tidak pernah? Kau ingin mencobanya?" Nandini mengangguk. Tanya Kunal dengan antusias, "apakah aku harus menuliskannya?" NNandini mengangguk. Kunal gembira..

Kunal kembali bertanya, "apa lagi yang ingin kau makan?" Nandini berpikir lagi. Kunal ikut berpikir sambil menjilat bibirnya dengan lidah, dia betul-betul ingin memakan apa yang di pikirkannya. Dan ketika Mauli membaca daftar yang di buat nandini, dia merasa heran karena isinya makanan semua, "double cheese burger, Barbeque pizzza cheese burst, balloon shooting chocolate milk shake.." Mauli melirik Kunal yang tersenyum-senyum penuh harap. Mauli terus membaca daftra itu sambil tersenyum geli. kunal memuji nandini, "pilihan yang bagus, nandini". Nandini mesem.

Mauli menatap nandini dan bertanya, "ini daftar keinginanmu atau daftar keinginan Kunal Malhotra?" Kunal membela diri, "aku menyiapkan list itu sesuai dengan pilihan nandini. Kau tahukan kami punya pilihan rasa yang sama.." Mauli mendengus, "sekarang aku tahu. Nandini, ini bukan daftar keinginamu.." Nandini menyahut, "itu daftarku, aku menyuruh Kunal menulisnya.." mauli menoleh kearah kunal dan memukulnya, "Kunal, kau mengajari temanku berbohong.."

Kunal protes, "wah, sekarng ini kebaikan sudah tidak ada nilainya lagi. baiklah, aku yangs alah.." Mauli menghentikan Rajukan Kunal, "ok..ok, cukup." lalu menyuruh Nandini memikirkan beberapa hal yang lain, di luar makanan, "sesuatu yang ingin kau lakukan. Sebuah keinginan yang tertahan. Tulislah semua itu.." Nandini mengaku kalau dia benar-benar tidak tahu apa yang mau di tulis.

Kunal merebut buku dari tangan Mauli dan memeriksa tulisan Nandini, "itu tidak benar. Kau telah menulis sesuatu di sini. Lihat ini. Kau mencoretnya. Itua rtinya kau menulis sesuatu.." Nandini merebut buku itu sambil berkata, "itu cuma coretan. Aku akan pergi ke kamar dan berpikir. Bolehkan aku pergi?" Mauli mengangguk. Nandini menatap Kunal lalu berbalik pergi. Mauli beprikir, "nandini memikirkan sesuatu, tapi dia mencoretnya. Itu bukan gambaran, dia menulis sesuatu. Apa yang dia tulis? Ap ayang dia inginkan tapi tak bisa melakukannya?"


Penulis

Popular Posts

Daftar Episode