-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga terhibur...

loading...

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 22

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 22. Setelah Nandini pergi, Mauli berlari ke kamar dan menghambil hp. Kunal mengejarnya, " Mauli... mauli! Siapa yang kau telpon?" Mauli menjawab, "Polisi. Siapa lagi?" Kunal melarang mauli menelpon Polisi. Mauli heran, "kenapa?" Kunal bertanya, "apa yang akan di lakukan polisi, Mauli? Polisi akan datang kesini tengah malam begini dan akan ada keributan lagi. Apa yang akan di lakukan polisi dengan datang ke sini? Mereka akan datang, membuat formalitas dan pergi. Tidakkan kau lihat reaksi nenek dan ibu? Sepanjang hidup mereka akan mengejek kita karena membiarkan polisi masuk kemari."

Mauli balik bertanya, "lalu aoa yang akan kita lakukan? Akan kah kita membiarkan Rajdeep datang kesini dan membully kita?Mengancam aku dan nandini dan kita mendiamkan saja?" Kunal menyangkal, "tidak seperti itu. Rajdeep haus membayar atas apa yang dia lakukan. Tapi tak harus sekarang..." Mauli geram. Kunal menenangkan, "sayang, ada waktu yang tepat untuk semuanya. Kita harus pintar-pintar mengatur ini. Tolong mengertilah.." Mauli murung. 

Kunal merangkul Mauli dan memintanya bersabar, "lihat sisi baiknya. Meski apa yang telah di lakukan rajdeep, Nandini masih di sini, bersama kita. Dia baik-baik saja." Mauli setuju, "benar sekali Kunal. Malam ini, dia akan menghabiskan malam di rumah ini, untuk pertama kali. Dan semua drama ini terjadi. Dia pasti sangat cemas dan ketakutan. Kunal, ku rasa, aku harus tidru di sampingnya.." Kunal kaget, "apa? bersamanya? Sepanjang malam?" 

Mauli menjelaskan kalau nandini sangat sensitif, "dia pasti sangat ketakutan. Rajdeep telah mengancamnya." Kunal bertanya tak percaya, "jadi, aku harus tidur seorang diri?" mauli meminta pengertian Kunal. Kunal mengalah, "baik. Perilah. Aku akan membiarkan kau tidur bersama temanmu. Aku tak tahu kalau temanmu akan mengambilmu dari aku.." Mauli menyandarkan kepala di pundak Kunal, "bukan seperti itu.." Kunal menyahut cepat, "aku tau. Aku hanya bergurau. Tak ada yang berani mengambilmu dariku. Tapi... kupikri kau benar. Malam ini nandini membutuhkanmu."

Nandini duduk menyandar di sandaran tempat tidur. Mauli datang sambil membawa 2 bantal. Dia langsung duduk di samping nandini. Keduanya menatap langit-langit kamar. Mauli melirik Nandini dan berkata, "Nandu kau tahu apa yang bisa ku ingat? ketika kita kelas 4 an orang tuamu pergi, dan kautinggal di rumahku selama beberapa hari, kau ingat berapa banyak rencana kita buat. Seperti membaca komik, kita makan mie tengah malam. bikin kopi secara diam-diam. Tapi apa yang terjadi?..." 

Nandini menjawab, "kita di temukan sedang mengorok di dapur. Kita tidur dengan mudah saat kita anak-anak. Tapi sekarang, aku menghabiskan waktu berbalik dan menguling-guling di tempat tidur. Aku berharap, aku bisa kembali ke masa-masa kecil dulu." mauli mendekati Nandini, "nandu, masa kanak-kanak sangat indah. Kita menghabiskan waktu bermimpi. tapi sekarang lebih baik lagi. Karena kita bisa mewujudkan impian kita dan hidup di dalamnya."

Nandini berkata, "mudah bagimu mengatakan itu. Impian mu adalah menjadi dokter, dan kau sekarang dokter. Aku sangat gembira untukmu. Tapi aku hanya punya satu mimpi, menjadi istri yang baik dan seorang menantu. tapi itu tidak mungkin bersama Rajdeep.." Nandini menangis sedih. Mauli menghiburnya, "jangan menangis. Beranikan dirimu. Hiudp akan memberimu kesempatan..." Mauli berjanji pada Nandini, "aku akan melakukan apapun yang ku bisa. AKu akan berdoa semoga kau mendapat bagian dari kebahagiaan ku. Tapi untuk itu, kau harus berani untuk bermimpi lagi. Maka aku yakin, takdirmu akan berubah. Kau akan mendapatkan apapun yang kau inginkan..." Mauli mengenggam tangan Nandini dan menciumnya. 

Paginya, Kunal mengetuk pintu kamar nandini sambil membawa nampan teh. Dia melihat mauli dan nandini masih tidur berpelukan. Kunal meletakkan nampan teh di meja.lalu dai pergi kejendela dan membukanya. Cahaya mataari menyinari wajah nandini dan Mauli. Kunal berkata, "Matahari udah terbit dan terang benderang..." Nandini cepat-cepat duduk dan membangunkan Mauli, "Mauli, bangun. Kunal ada di sini.." Kunal menyapa keduanya, "selamat pagi para wanita. Selamat pagi sayang. Selamat pagi nandini.." Nandini menyahut, "selamat pagi..."

Kunal menyodorkan nampan teh pada nandini. Nandini tersipu dan berkata, "seharusnya kau meminta aku membuatkan teh.." Mauli menggoda, "aku harus melalui opagi dengan teh buatan Kunal. kalau tidak, pagiku tidak akan dimulai..." Nandini tersenyum mendengarnya. Kunal menatap Mauli sambil menyahut, "dan hariku tidak di mulai tanpa melihat wajahmu." lalu Kunal mencium pipi Mauli.

nandini termenung. Dia teringat rumah tangganya sendiri. Bagaimana Rajdeep selalu memanggilnya untuk di buatkan teh, lalu marah-marah karena teh nya terlalu panas. Dan mulai menghinanya sebagai orang bodoh yang tidak perlu berpikir. lalu ketika nandini terlihat sedih, rajdeep akan menghiburnya dan menyuruhnya duduk, pura-pura akan meminum teh. Padahal dia hendak menganiaya nandini dengan mencelupkan jari nandini dalam teh panas. Nandini menjerit kesakitan.

Nandini bergidik ngeri. Mauli melihat itu dan bertanya, "ada apa?" Nandini menggeleng, "tidak ada apa-apa. Aku hanya teringat sesuatu.." Mauli dan Kunal jadi prihatin. Kunal mencari cara untuk mengalihkan kesedihan nandini. Dia memuji cuaca yang cerah dan menyodorkan bunga matahari pada nandini, "harimu akan di mulai dengan bunga cantik ini.." nandini terpana takjub. Mauli tersenyum menatapnya. Nanadini menatap bunga dan kunal bergantian, "ini untukku?" Kunal mengangguk, "ya. Terntu saja." Mauli menimpali, "woa.. gadis yang beruntung. Ambillah!" 

Nandini menerima bunga itu dengan gembira. lalu mauli menuntut miliknya. Kunal pura-pura, "apa?" mauli menuduh, "jangan pura-pura. Apa yang kau bawa?" Kunal berkata kalau dia tak punya waktu untuk membeli apapun untuk mauli. Mauli menyergap, "benarkah? berikan itu padaku, yang kau sembunyikan di balik kerah bajumu.." Kunal tertawa, "kau selalus aja merusak kejutanku.." Kunal mengambil vunga mawar dari balik kerah bajunya dan memberikannya pada mauli. Mauli memuji, "wow..! AKu berharap bisa mendapatkan setangkai mawar setiap hari. terima kasih sayang.." Kunal menjawab, "terima kasih kembali sayang.." Nandini tersenyum penuh pengertian. 

lalu Kunal menyuruh Mauli dan nandini menyegarkan diri sementara dia akan menyiapkan sarapan. Kunal bangkit hendak pergi. Mauli menahannya, "dengar dulu! Tolong hati-hati.." Kunal heran, "apa?" Mauli mengingatkan Kunal agar tidak mengosongkan telur dan rotinya, "lalu bawa jus prenge dan kopi bersama sarapan.." Kunal meminta mauli tidak khawatir, "aku rokstar dapur..."  Nandini tersenyum geli. Kunal beranjak pergi. Mauli menahannya, "itu masalahnya sayang, seorang tukang masak di perlukan di dapur, bukan rockstar.." Kunal tertawa mengejek, "haha..! Lihat aku. Aku akan kembali sebentar lagi.."

Begitu Kunal pergi, nandini menyerahkan secangkir teh pada Mauli. Sementara dia menyeruput tehnya. Nandini tertegun. Mauli menertawainya, "jangan di tahan. tak ada yang bisa meminum teh ini. Aku meminumnya, demi cinta Kunal. Kalau tidak, hanya orang bodoh yang akan meminum sirup gula ini.."  Nanadini tetap meminum tehnya. lalu da bertanya dengan heran, "sejujurnya Mauli, bagaimana kau bisa meminum teh ini?" Mauli menjawab, "ini bukan teh. Tapi cinta Kunal. Dan rasa manis dalam cinta, tak pernah cukup. benarkan?" Nandini mengangguk, "aku gembira melihat mu dan Kunal bahagia. Kalian memiliki hubungan yang sangat Indah." mauli memeluk nandini.

Penulis

Popular Posts

Daftar Episode