-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga terhibur...

loading...

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 7

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 7. Kunal kembali ke rumah dengan kesal. Dia menarik bantal dan membaringkan diri di tempat tidur. Mauli menelponnya. Kunal mereject telpon mauli dan membuang hp dengan kasar. Lalu SMS masuk. Kunal mengambil hpnya lagi dan membaca pesan Mauli, "Maaf.." Kunal mendengus kesal dan membalas pesan Mauli dengan singkat, "lupakan saja.." lalu dia kembali meletakkan hp di tempat tidur dengan kasar.

Lalu terdengar suara ibu kunal memanggil, "Kunal, datanglah kemari!" Dengan gusar Kunal bangkit dan menemui ibunya, "ada apa mama?" Ibu menyuruh Kunal menjemur cabe di teras agar kering. Kunal menatap ibunya dengan wajah heran, "ma, kau baik-baik saja?" Ibu balik bertanya, "aku? kenapa kau bertanya? Ohhh... hanya karena aku memberimu pekerjaan kau pikir aku tidak beres?" Kunal menyangkal, "oh ho.. bukan begitu, ma. Ini sudah malam. Musimhujan lagi, bagaimana cabe ini akan kering?"

Ibu menyadari kesalahannya. Dia meralat permintaanya, "sebenarnya aku mau bilang kalau aku sedang menjemur daun ketumbar di teras, tolong ambilkan.." Kunal menurut. Dia bergegas pergi. Ibu mengucapkan terima kasih. Begitu kunal menjauh, ibu cepat-cepat meletakkan baskom berisi cabe di buffet dan mengambil hpnya. Dengan wajah berseri-seri dia menelpon, "ya, dia datang. Kau harus siap.."

Kunal tiba di teras. Di akegt melihat teras yang telah di hias sedemikian rupa, penuh bunga dan lampu warna warni. Lalu sebuah TV flat screen terpasang di dinding menanyangkan slide show foto-foto Mauli dan Kunal. Lalu Kunal melihat Popcorn dan Sampanye di meja. Kunal menatap sekeliling teras sambil berkacak pinggang. Ketika dia hendak berbalik pergi, Mauli memeluknya dari belakang, "apakah kau menonton filmnya?" 

Kunal melepaskan pelukan Mauli dan berbalik, "tidak. Aku tidak nonton.." Kunal berkata kalau dirinya kesal dengan apa yang terjadi hari ini. Dia beli tiket, tapi tidak nonton film. Dia beli popcorn tapi tidak memakannya. Nonton film bareng Mauli baginya sangat sulit sekali. Setelah meluahkan kekesalannya, Kunal bergegas pergi. Mauli mengejarnya dan merangkul pundakKunal, "kau mau kemana, sayang? AKu sudah mengunci semua pintu teras." Kunal menatap Mauli dengan kaget. Mauli tersenyum, "kau telah di tahan, dokter Kunal!"

Kunal sangat kesal, dengan kasar di melepas pelukan Mauli, "Mauli, tolong jangan membuatku jengkel. AKu tak ingin nonton film. Tadi memang ingin, tapi sekarang tidak!" Kunal melangkah pergi. Mauli menarik tangannya dan memaksanya duduk di kursi, "tak perlu nonton film, duduk saja di sini. Dan melihatku.." Lalu Mauli dan menari dengan gaya erotis dan merayu kunal. Kunal tidak tergoda. Dia mendorong Mauli dan berkata kalau atraksinya gagal, "aku tidak tertarik!"

Kunal hendak bangkit. Tapi Mauli mendorongnya hingga terduduk kembali. Lalu dia membuka bajunya dan kembali menari erotis di depan Kunal. Kunal tidak tahan dan menarik tangan Mauli hingga Mauli terduduk di pangkuannya. Udara di sekitar di penuhi suasana romantis. Tiba-tiba hp mauli berdering. Mauli berkata kalau dia tak akan membiarkan apapun mengganggu kemesraan mereka. lalu ada SMS masuk. Kunal kesal dan berkata kalau dia akan mematikan Hp Mauli. Mauli menyuruh Kual membiarkannya saja. Kunal terlanjur mengambil Hp dan membaca pesan yang masuk. Ucapan terima kasih dari Dr. Ashwind. Kunal heran, "kenapa dokter Ashwini berterima kasih dan memujimu?" mauli merebut hpnya dan meletakkanya di meja, "lupakans aja, sayang. Kita bicarakan hal itu nanti. Jangan rusak suasana ini.."
Tapi Kunal berkeras, "tidak. Aku ingin tahu sekarang juga. Kunal mendorong tubuh Mauli berdiri. Mauli menatap Kunal dengan was-was.

Dengan kesal Kunal berjalan cepat menuruni tangga. Mauli mengejarnya, "kunal, tolong dengarkan aku dulu.." Mauli berhasil menangkappergelangan tangan Kunal. Kunal menepiskan tangan Mauli, "lepaskan tanganku!" Mauli menahannya, "tolonglah.." kunal berkeras, "lepaskan tanganku!" Mauli melepaskan pegangannya dan menatap kepergian Kunal dengan wajah penuh sesal. 

Ibu datang menghampiri Mauli dan menatap kepergian Kunal, "Mauli, apa sekarang?" Mauli menjawab kalau Kunal marah padanya. Ibu kaget, "dia akan pergi dan duduk dalam kamar mandi. Cepat hentikan dia, sebelum dia mengunci diri. lari..!!" Mauli segera berlari ke kamar mandi. Tapi terlambat. Kunal sudah mengunci pintu kamar mandi. Mauli mencoba membuka pintu sambil berteriak, "Kunal, aku tahu, seharusnya aku bertanya padamu sebelum menyetujui sesuatu. Maafkan aku! Tapi aku sudah menyetujuinya."

Kunal menginga5tkan Mauli kalau mereka berdua telah membuat kesepakatan, "sabtu adalah waktu kita. kau yang membuat peraturan ini. Pasien dan orang lain mengambil waktu kita yang lain, tapi mengapa kau memberikan waktu ini juga pada orang lain?" Mauli membuju Kunal, "kita akan melakukan sesuatu tentang ini, sayang. Bagaimana kalau kita bergabung di Gym bersama-sama? Kita bisa menghabiskan 2 jam bersama setiap hari. bagaimana?" Kunal meminta Mauli berhenti memberinya ide bodoh, "kau tidak bisa berpikir dengan baik.." Lalu Kunal membuka pintu dan bertanya apakah Mauli mengambil pekerjaan itu karena Kunal berhenti dari pekerjaannya?" Mauli menyangkal, "bukan, Kunal. Kau ini dokter yang efisien, kau akan menemukan pekerjaan dengan mudah. Hanya saja, dokter Ashwin adalah dokter senior, dia menawariku pekerjaan itu. AKu tak bisa menolak.." Kunal menawarkan diri untuk menolak atas nama Mauli. tapi Mauli melarang, "jangan Sayang, biarkan aku mencoba."

"Jika ini tidak berhasil dan aku gagal mengatur waktuku, aku akan menolak pekerjaan itu." Ucap Mauli. Mauli berjanji kalau dirinya dan Kunal akan baik-baik saja. Mauli menggengam tangan kunal. Kunal menepis tangan Mauli dan kembali mengunci kamar mandi dari dalam. Mauli memanggilnya, "kunal...!" Kunal tak mengubris.

DI rumahnya, Nandini sedang menata masakan yang dia buat diatas meja. Nandini mengambil hp dan hendak memoto hidangan itu ketika dia melihat luka di keningnya dari kaca hp. nandini menyentuh lukanya yang diplester dan teringat kata-kata kunal tentang hubungan dalam pernikahan. Tiba-tiba terdengar sapaan Rajdeep, "nyonya tersayang...." Nandini cepat-cepat menghapus airmatanya dan menoleh sambil tersenyum manis.

Dengan wajah jenaka, rajdeep menghampiri Nandini, "siapa yang kau lamunkan?" Nandini menggeleng. Tajdeep coab menebak, "apakah kau memikirkan dokter anak itu? Yang mengobati lukamu kemarin? Ap ayang sudah dia berikan padamu? apakah kau jatuh cinta padanya?" Nandini coba mengalihkan pembicaraan, "kapan kau datang?" Rajdeep menjawab, "aku datang di waktu yang tepat atau terlambat?" Nandini menggeleng. Dia memberitahu rajdeep kalau dirinya sedang menata hidangan di meja makan.

Rajdeep menatap meja makan dan kaget, "mengapa kau pesan semua makanan lezat ini? Apakah kau ingin menghabiskan semua uangku?" nandini memberitahu rajdeep kalau dia memasak sendiri semua makanan itu. Rajdeep tergelak tak percaya, "semua ini?" nandini mengangguk. Rajdeep sangat gembira dan segera duduk untuk mencicipi makanan. nandini senang melihat reaksi trajdeep. nandini menyendokkan spagethi ke piring Rajdeep. Rajdeep mengambil sesuap dan memakannya. Tiba-tiba wajah Rajdeep yang semula gembira menjadi masam. Dia mengambil tisu dan memuntahkan spagethi yang di makannya dengan kesal. Nandini kaget. Rajdeep protes karena makanan itu tidak enak, nandini terlalu banyak menambahkan mentega. lalu dengan kesal, Rajdeep menyumpah serapah karena pulang di hari sabtu malam untuk bersama istrinya, "seharusnya aku menghabiskan waktu di luar, makan makanan yang enak..." Rajdeep bergegas bangkit dan keluar rumah. nandini menangis.

Ibu sedang meminyaki rambut Mauli. Dia tergelak saat  memberitahu Mauli kalau Kunal punya kebiasaan mengunci diri di kamar mandi sejak kecil, "dia merajuk dan mengunci diri dalam kamar mandi." Malu berkata, "dia ingin sembunyi dan ingin di perhatikan.." Ibu menyangkal, "bukan nak, dia hanya ingin perhatianmu saja..." Mauli tertawa. DI amelihat jamnya dan berkata, "mama, kali ini sepertinya kunal akan memecahkan recordnya sendri. Terakhir kali dia mengunci diri selama 1 jam. Sekarang sudah 50 menit. Apakah aku harus memeriksanya?"

Ibu menahan, ".. kali ini kemarahannya impas. kau sudah bekerja keras. Kau juga bekerja di hari sabtu, kenapa nak?" Mauli menjawab, "kalau aku tidak bekerja sekarang, kapan lagi?" Ibu tidak yakin, "benarkah? Atau ada alasan lain yang membutamu bekerja sedemikian keras?" Mauli menegaskan, "benar, mama. Kenapa mama bertanya?" 

Ibu menunjukan blueprint klinik kunal pada Mauli. Mauli terperangah. Kata mama, "kau mengambil kerja double agar bisa memulai pembangunan klinik kunal kan?" Mauli menatap ibunya dengan kaget, "mama, kau mengetahuinya?" ibu bertanya, "berapa banyak lagi yang akan kau lakukan untuk Kunal, nak? Sesungguhnya, kunal sangat beruntung punya istri seperti dirimu." Mauli tersenyum, "aku lebih beruntung dari dia, mama. Karena memiliki ibu mertua seperti dirimu." Lalu keduanya berpelukan. 

Mauli memberitahu ibu kalau semua itu adalah kejutan untuk Kunal, "klinik itu pemberian dariku. Jadi tolong, jangan beritahu dia..." Ibu mengangguk. Lalu ibu menyuruh Mauli melihat kunal, "...kemarahannya pasti sudah reda sekarang. Siapa yang bisa marah padamu lama-lama? Pergilah!"

Penulis

Popular Posts

Daftar Episode