-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga terhibur...

loading...

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 9

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 9. Mauli menyuruh Pramila belanja dan memyebutkan apa saja yang harus di beli. Dia menyerahkan sejumlah uang dan meminta Pramila membeli untuk dirinya sendiri juga. Pramila pamit sambil menyapa Kunal yang berpapasan dengannya.  Mauli menoleh kearah Kunal, dia mengambil tasnya sambil bertanya, "bagaimana sayang? apakah kau menemukan kertas asuransinya?" Kunal menyahut, "ya. aku juga menemukan sesuatu yang lain." Kunal menunjukan foto yang di pegangnya. Mauli tertegun melihat foto di tangan Kunal.

Mauli terlihat kesal dan marah. Dia merebut foto dari tangan Kunal dan bergegas pergi. Kunal mengejarnya, "Mauli...! Mauli dengarkan aku!" Mauli berlari menuruni tangga. Kunal membuntutinya, "Mauli, tolong berhenti! Mauli!" Kunal meraih pergelangan tangan mauli. Mauli menoleh dengan wajah marah campur kecewa. Kunal bertanya, "kenapa bersikap kekanakkan begitu?" Mauli menjawab, "sebenarnya Kunal, kau yang kekanak-kanakan, bukan aku. Apa yang ku bilang? jangan ungkit masalah ini. Biarkan ini menjadi rahasia. Aku belum siap membaginya denganmu. Tapi kau? kau tak bisa mengorbakan rasa penasaranmu demi privacyku. Apa pentingnya tahu tentang ini?" 

Mauli melanjutkan langkahnay menuruni tangga sambil nggomel. Kunal mengikutinya. Mauli berkata kalau dirinya sudah memohon dan memberitahu Kunal kalau dirinya belum siap bicara tentang itu, "apakah kau tak berpikir sekali saja untuk tidak melihat foto itu?" Kunal memohon pada Mauli agar mendengarkan dirinya. Mauli tak mau menddengarkan dan tak mau bicara tentang itu lagi, "aku telat, biarkan aku pergi!"

Kunal masih terus mengejar mauli, "suah cukup! kau tak mau mendengarkan aku!" Mauli berlari ke mobilnya. Kunal mengejarnya, "mauli, dengarkan aku dulu!" Mauli masuk ke mobil dan duduk di kursi kemudi. Kunal ikut duduk di sampingnya. Mauli binggung, "Kunal, apa yang kau lakukan? Nenek sendirian di atas.." Kunal ikut mengelu. Mauli bertanya mengapa Kunal begitu mendesak untuk menjelaskan dirinya sendiri? Kunal menepuk jidatnya.

Mauli berkata, "tak seharusnya kau melihat foto itu. Tapi kau sudah melihatnya. Baiklah, tak apa. Itu sudah terjadi. Jadi sekarang mari kita lupakan. Tidak masalah kau melihat foto itu. Bukannya kau mengenal dia. Dia tetaplah orang asing tanpa nama bagimu seperti sebelumnya. jadi biar saja seperi itu." Kunal menyela, "Mauli, itulah yang ingin ku katakan padamu. Dia bukanlah orang asing." Mauli tertegun kaku. Kunal menjelaskan kalau Anamika itu bukan orang asing baginya. Mauli tidak mengerti, "maksudmu, kau mengenalnya?" Kunaal mengingatkan Mauli tentang wanita yang di tolongnya saat aakan tertabrak truk di Goa. Mauli terperanjat kaget, "apa? Kunal mengangiyakan, "ya..."

Nandini membawa secangkir teh untuk Raj yang sedang bekerja. Nandini menghampiri raj ragu-ragu lalu meletakkan teh di atas meja. Setelah itu dengan gugup dia berdiri di depan raj. Raj menatapnya dengan tatapan terganggu, "ada apa? mengapa kau berdiri di situ?" Nandini menjawab dengan gugup, "aku...aku sedang hamil." Raj kaget. Dia menghentikan pekerjaanya. Dia meletakkan laptop yang di pangkunya ke meja dan menegakkan punggungnya. 

Nandini berjongkok did epan rajdeep dan memohon, "tolong biarkan aku mengandung bayi ini. Aku berjanji, aku akan menjaga tubuhku." Rajdeep tersenum, "kau hamil? kau akan menjadi ibu? lalu mengapa kau duduk di lantai? Duduklah di sini..." rajdeep menarik tubuh Nandini agar duduk di sofa di sampingnya. lalu dengan wajah ramah, rajdeep berkata, "gadis bodoh. Siapa yang memberikan kabar baik seperti ini? Kau tidak menawariku manisan. Kau hanya memberiku kabar seperi ini begitu saja." nandini tersenyum haru. Matanya berkaca-kaca. Rajdeep mengelus pipi nandini sambil tersneyum manis.

Sambil setengah tersenyum, setengah menangis, Nandini bertanya, "jadi aku boleh mengandung bayi ini?" Rajdeep mengangguk, "tentu saja. kau ibunya. Kau punya hak itu." nandini tertawa bahagia. Lalu Rajdeepmengambil hpnya dan mendial sebuah nomer. Dia bicara di telpon, "tuan Ahuja, rajdeep yang bicara. Tolong siapkan surat cerai..." Nandini tersentak mendengarnya. Rajdeep meminta pengacaranya menyiapkan suart cerai hari itu juga karena nandini telah melanggar sumpahnya. Nandini memohon pada rajdeep agar tidak menceraikan dirinya, "kemana aku harus pergi? Aku tidak punya siapapun selain dirimu.

Rajdepp bertanya, "apakah kau tidak berpikir tentang ini sebelumnya? Sudah ku bilang, aku tak ingin anak." Nandini minta maaf. Rajdeep melarang Nandini minta maaf, "aku yang membuat kesalahan karena menikahimu. Tapi kau jangan khawatir, orang-orang di negeri ini masih suka beramal. kalian ibu dan anak bisa hidup dari meminta-minta. kau akan mengerti kelak..."

Nandini terhenyak dari lamunannya ketika rajdeep menyapanya, "hai nyonya, kau melamun. Aku meminta teh sejak tadi, kau baru membawakannya sekarang. Apakah kau tertidur di paur? Apa kau punya tempat tidur di sana?" rajdeep menyuruh  Nandini meletakkan teh nya. nandini menurut, dia meletakkan teh di meja dan berdiri mematung di epan Raj. Raj menatapnya, "kenapa? ada yang ingin kau katakan? katakan kalau ada yang kau kau katakan! Aku punya banyak pekerjaan!" nandini menjawab, "tak ada." lalu dia berbalik perngi. raj menangkat alisnya dengan kesal. 

Mauli dan Kunal masih di tempat parkir. Mauli terlihat cemas, "aku mengerti, rajdeep adalah seorang yang pathetik. Nandini tak mungkin bahagia bersamanya. Dia akan menghancurkan hidupnya. ya tuhan..." Kunal bingung, "kau mengenal rajdeep?" Mauli mengangguk, "ya, aku mengenalnya. AKu tahu pria seperti apa dia..." lalu Mauli menceritakan awal pertemuannya dengan rajdeep.

kilas balik memperlihatkan bagaimana Nandini mengenalkannya pada rajdeep, "dai teman baikku. Rumah kami berdekatan. Aku ingin mengajaknay kerumah, bolehkan?" Rajdeep mengangguk, "tentu saja.." Rajdeep menanyakan nama Mauli. nandini dan Mauli menyebut namanya barengan. Mauli memberitahu Rajdeep kalau dirinya yang memaksa untuk berkenalan dengan rajdeep, "aku ingin melihat rumah masa depannya.." Rajdeep tidak keberatan. Dia menyuruh Nandini membuatkan teh. Nandini pergi kedapur. Rahjeep mendekati Mauli dan merayunya. Mauli merasakan sesuatu yang tidak beres dengan rajdeep. Dia bangkit menuju lemari buku. Mauli mengambil salah satu buku. Rajdeep mengunakan kesempatan itu untuk menyentuh Mauli dan memeluk perutnya. Mauli kaget.

Penulis

Popular Posts

Daftar Episode