-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga terhibur...

loading...

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 8.

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 8. Raj mengabil tas Nandini sambil bertanya, "apa kau menyimpannya di sini?" Nandini terbelalak kaget melihat Raj merogoh kedalam tasnya. Refleks dia berteriak, "tidak. Tak ada di dalam sana..." Raj balas menatap nandini dengan curiga. Nandini menjelaskan, "maksudku, bagaimana bisa kuncimu ada dalam tas ku?" Raj menjawab, "kalau benda itu tak ada di tempatnya, pasti dia berada di tempat yang tidak seharusnya."

Raj terus merogoh tas Nandini tanpa memperdulikan kekhawatiran istrinya. Nandini terduduk pasrah dan tanganya menyusup kedalam tumpukan bantal. Dia kaget saat menyentuh sesuatu, kunci mobil Raj. Dengan cepat, nandini menunjukan kunci itu pada raj, "ini aku temukan kunci mobilmu.." Raj merebut kunci mobil itu dan melemparkan tas Nandini, lalu melangkah pergi. Nandini menarik nafas lega.

Mauli datang bersama Pramila. Mauli membawa banyak tas belanjaan. Pramila mengambilnya, "biar aku saja.." Mauli berpesan agar Pramilaa segera bekerja. Pramila mengangguk dan bergegas masuk. Mauli hendak masuk ketika Sweety, tetangganya memanggil. Mauli menyapanya. Sweety menghampiri Mauli, "..ada sesuatu yang ingin ku katakan.." Mauli dengan enggan berkata kalau dia punya banyak pekerjaan, "Keluargaku akan datang untuk makan siang."

Tapi Sweety memaksa Mauli, "sebentar saja. Ayo duduk sini!" Mauli menurut. Sweety menegur Mauli, "dengarkan mauli, aku ini memang tetanggamu. Tapi kau memanggilku kakak kan? Dan aku menganggaapmu sebagai adik ku. Iyakan?" Mauli mengangguk sambil tersenyum, "baiklah, katakan padaku!"

Sweety berkata, "aku dengar kalau kau dan kunal pergi ke Goa bersama-sama. Benarkan?" Mauli tertawa, "kami peergi untuk konferensi kesehatan." Sweety bertanya, "kalian pergi bersama, kenapa tidak pulang bersama?" Mauli menjawab karena dia ada kasus daruratdi rumah sakit. Sweety kaget, "benarkah Mauli? Kunal bermalam sendirian di Goa? Ini tak seharusnya terjadi. Kau tak seharusnya meninggalkan suamimu seorang diri. Kau tahu, Rhea? Dia sibuk seperti dirimu dan mengabaikan Karan. Sekarang Karan mulai punya hubungan dengan Kiran. Dan kemudian...." Mauli memotong, "tunggu! Apaakah Rhea dan Karan itu tetangga baru kita?"

Sweety kaget "ya ampun Mauli? Kau tidakmengenal karan dan Rhea?" Mauli menggeleng. Sweety menjelaskan kalau Karan dan Rhea itu adalah tayangan Tv popular. Mauli menepuk kepalanya dengan geli. Lalu dia menchaubby pipi Sweety dan berkata, "okey, kak Sweety. Aku akan menanggani semuanya dengan baik. tapi aku punya banyak pekerjaan yang tertunda. Kita bicara lagi nanti." Mauli berbalik pergi. Tapi Sweety menahannya, "mauli..! Jangan abaikan apa yang ku kaataakaan. mengerti?"

Nenek muncul dengan kursi rodanya dan menyapa Sweety, "sweety...apa yang kau lakukan di sini?" Sweety memberi hormat padanenek dan meminta berkatnya. Nenek memberkati sweety dengan panjang umur, "kau tahu nak, kau bicara di sini, dan suamimu, sejak 10 menit yang lalu bicara dengan wanita penjual sayur. Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan.." Sweety kaget, "ya tuhan. Terima kasih, nenek. Bye.." Sweety bergega spergi. Mauli segera menutup pintu apartemennya. nenekk tertawa, "aku sudah membebaskanmu dari masalah.."

Mauli tertawa gembira dan menghampiri Nenek, "terimakasih, nek. Kadang-kadang kalau kak Sweety..." Kunal memotong ucapan Mauli, "bukan kadang-kadang. Tapi selalu. Dia selalu mengjak orang bergosip. Aku tak tahu, kenapa kau melayaninya?" mauli menyahut, "ayolah Sayang, dia itutetangga kita." Kunal mengingatkan Mauli kalau itu tidak okay, "ibumu akan segera tiba. Kalau makanan belum siap, maka...."

Ibu mertua menyahut, ".. maka dia akan memberimu ceramah panjang bagaimana mengurus rumah.." Kunal setuju dengan ibunya. Nenek ikut menambahkan, "dan lagi, kau dan ibumu tidak sejalan.." Mauli berjanji kalau semuanya akan siap sebelum ibunya datang. lalu dia bergega skedapur. Kunal dan ibu mertuanya saling tatap sambil tersenyum.

Nandini mendapati kalau dirinya hamil dan sangatgembira. Dia berniat memberitahu raj, tapi dia ingat ancaman Raj agar tidak hamil dan kalau sampai hamil, maka dia akan mengusir nandini. Nandini menjadi gemetar ketakutan, "ya tuhan, apakah aku haus menganggap ini kabar baik atau kabar buruk? Jika raj tahu aku hamil, dia bisa melakukan apapun.." Nandini bertekad tidak akan memberitahu Raj, "ini anakku. Setelah amarahnya redah, aku akan memberitahunya. Aku akan menunggu saat yang tepat.. aku yakin, dia akan mendengarkan aku..."

Mauli sedang sibuk menyiapkan meja makan. Kunal menganggu nenek dengan memutar kursi rodanya. Nenek menyuruh kunal menghentikan aksinya. Kunal beralasan kalau dia menguji kursi rodanya dan akan mengambil surat izin kalau bisa bergerak cepat. Nenek mengejek Kunal,"jangankan bergerak cepat, menyuguhkan air dengan baik saja kau tidak bisa." Kunal membuat mimik merajuk. Nenek menyuruh Kunal mengambilkan segelas anggur karena tengorokannya kering. Kunal menyahut, "kau selalu  
mencari alasan untuk bisa minum anggur."

Mauli dan ibu mertua melihat aksi Kunal dan nenek dari jauh. Ibu mertua berkata, "kalau Pramila yang mengdorongnya, dia akan bilang, lebih cepat lagi...lebih cepat. Dia masih sangat menyukai kecepatan..." Ibu mertua terkikik geli. Mauli merangkul ibu mertuanya sambil berkata, "itu bagus, bu. Nenek terlihat lebih muda.." Ibu mertua menyahut sambil tergelak, "ibu mertua siapa dulu..." Mauli ikut tertawa. Ibu mertua berkata, "aku harus bilang, kalau ibu mertua di keluarga ini mendapatkan menantu yang baik..." lalu ibu mertua mengajak Mauli selfi. Keduanya terlihat gembira. Kunal datang membawakan minuman nenek.

ibu mertua bertanya kenapa ibu mauli belum datang? Dia menyuruh Mauli menelponnya.  Mauli membawa hpnya dan mengintip keluar dari jendela. Dia melihat keluarganya datang, "mama, mereka sudah datang. pasti sedang di tangga..." Ibu mertua dan Mauli sibuk berbenah untuk menyambut mereka.

Ibu dan Ayah Mauli keluar dari pintu tangga. Ayah Mauli memohon pada ibu agar tidak menceramahi Mauli, "biarkan dia hari ini saja. Ku mohon.." Si ibu menyahut, "kau ini ngomong apa? aku ini ibunya. Tak ada yang memahani dia lebih baik daripada aku. Aku lebih berpengalaaman daripada dia. jadi, Relax!"

Lalu Mauli membuka pintu dan kedua keluarga saling sapa dan saling memberi salam dengan gembira dan bahagia. Kunal memberi salam pada ibu mertuanya. Ibu Mauli menatap Kunal dengan seksama dan bertanya, "kau kurusan dari sebelumnya, apa yang terjadi?" Kunal menyahut kalau dirinya sengaja diet. lalu mereka tertawa bersama. Nenek menanyakan Mayank. Ibu mauli menjawab kalau Mayank sedang memarkir mobil di bawah. 

Ibu Mauli bertanya tentang pekerjaan Kunal. Kunal ingin memberitahu ibu kalau dia telah berhenti kerja, tapi Mauli menyela dengan berkata kalau Kunal sebentar lagi akan membuka kliniknya. Ibu senang, "waah ini kabar bagus. Dan Mauli apa yang kau pikirkan?" Kunal yang menyahut, ".. mengapa dia perlu berpikir? Putrimu dokter ternama. Semua rumah sakit mengantri di belakangnya. Sema rumah sakit menginginkan dia..." Ibu Mauli menatap Mauli dengan tatapan penuh selidik.

Nenek memecah ketegangan itu dengan memanggil ayah mauli, "deepak, ayo minum anggur bersamaku.." Ayah Mauli segera berlari menghampiri nenek. Ibu mauli dan ibu mertua menyusulnya. Mauli dan Kual saling pandang. Mauli berbisik, "Kunal, kalau sampai ibu tahu kau meninggalkan pekerjaanmu, dia akan merusak suasana hari ini. Semua akan berkahir sebelum di mulai." Kunal menatap Ibu mauli dengan cemas, "kau pikir dia tidak akan menemukan topik lain?"

Lalu Mayank, adik Maulu muncul dan menyapasemua orang. Mauli dan Kunal memeluknya bergantian.  Mayangk melihat kacamata hitam yang bagus dan memujinya. Dia measangkan kaca mata itu di wajah Kunal dan memuji, "woa.. kau kelihatan tampan.." Kunal balik memasangkan kaca mata itu ke wajah Mayank, "kau lebih tampan. Ambillah, ini untukmu..." Mayangk terlihat tak percaya, "benarkah?" Kunal mengangguk. Mauli mengambil kaca mata itu dari tangan Mayangk, "jangan.." dan memberikannya pada Kunal untuk di simpan. Kunal memberikannya pada Mayank kembali. Mauli mengambilnya lagi. Kunal merebutnya dan memberikan pada Mayank. Mayank segera memakainya sambil bertanya, "film apa yang kalian tonton sabtu kemarin?"

Kunal menjawab kalau tidak ada film lagi setiap sabtu, karena Mauli sudah mengambil pekerjaan baru setiap sabtu. Mauli tertegun cemas. Mayank memuji Mauli, "itu bagus sekali." Tapi Ibu Mauli langsung menegurnya, "Mauli, kau bekerja di hari sabtu?" Mauli terdiam. Ibu Mauli menyalahkan ibu mertua karena terlalu memanjakan Mauli, "mengapa tak kau jelaskan padanya?" Mauli tertunduk. Kunal menghamnpirinya dan merangkulnya. Ibu Mauli berkata, "mengurus rumah tangga adalah prioritas utama..." Mauli memohon pada ibunya agar tidak memarahinay lagi. Nenek menepuk jidatnya dengan prihatin. Begitu pula Kunal dan ayah mauli.

Mauli pergi ke kamar untuk mengambil beberapa kain. Ibu mauli datang. Mauli terlihat tegang. Ibu dan anak itu berhadapan. Si ibu bertanya, "akankan kau perduli pada kata-kata ku atau tidak? Au ini ibumu, bukan musuhmu.." Mauli menjawab, "aku perduli dan juga terluka bu. Kenapa ibu selalu bicara tentaang anak..anak dan anak saja..? AKu juga ingin punya anak, taapi tidak sekarang."

Ibu menyela, "dokter macam apa kau ini? Apakah kau tidak tahu, kalau sekarang adalah saat yang tepat? Ada usia yang tepat untuk mempunyai anak.." Mauli protes, "Ma, sekarang dalam ilmu kedokteran, umur tidak lagi masalah. Begitu klinik Kunal berdiri, dan kami telah siap, maka kami akan memikirkan untuk punya anak. Kurasa kami bisa menunggu sampai saat itu.."

Penulis

Popular Posts

Daftar Episode