Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 14. Nandini ketakutan. Rajdeep menarik tanganya yang siap menampar. Dia memeluk nandini dan berkata dengan lembut, "sudah ku bilang berkali-kali. Makanlah sesuatu. Kau menjadi lemah. Ayo aku akan menyuapimu..." Rajdeep merangkul Nandini dan berbalik. Dia pura-pura kaget saat melihat mauli berdiri menatap dengan tatapan galau.
Rajdeep menyapa Mauli dengan ramah, "Mauli, apa yang kau lakukan di sini?" Mauli menjawab, "kami menunggu begitu lama. Nandini kau baik-baik saja kan?" Nandini mengiyakan, "aku bai-baiksaja." Rajdeep tersenyum gembira dan merangkul Nandini dengan mesra. Mauli bertanya apakah Nandini menyiapkan puding beras? Karena aroma sedapnya tercium.
Lalu mereka kembali ke ruang makan dan menyantap puding beras bersama-sama. Mauli menikmati pudingbuatan Nandini dan memujinya, "sangat lezat. Rasa dari puding beras ini tidak berubah sama sekali. Rasanya masih sama.." Nandini tertegun mendengar pujian mauli. rajdeep mengajak Kunal bicara bisnis begitu mereka selesai makan puding beras. Kunal setuju. Kunal menatap mauli seolah memberi isyarat. Mauli mengajak Nandini kebawah, sementara para suami bicara bisnis. Nandini kaget, "ke bawah?" Dia melirik rajdeep yang terlihat kaku. Mauli menatap Nandini dan rajdeep bergantian, "di bawah ada kedai kope, dekat rumahmu. Kopinya sangat nikmat. Aku ingin minum kopi setelah makan siang." Nandini menolak, dengan alasan banyak pekerjaan, 'aku tak bisa pergi..."
Rajdeep menyela, "sayang, kau bekerja sepanjang waktu. Mauli hanya ingin minum kopi. Pergilah..." Nandini kaget dengan reaksi Rajdeep yang tiba-tiba mengizinkan dia pergi. Rajdeep pura-pura membujuk nandini, "mauli tidak datang kesini setiap hari. Pergilah..." Nandini terlihat sangsi. Mauli mengajak lagi, "ayo kita pergi, nandini.." Nandini mengangguk, dan pamit kedalam sebentar, "aku akan segera kembali..."
Nandini berdiri di cermin. Rajdeep datang dan memeluknya dari belakang. Nandini ketakutan, "aku sudah menolak ajakannya, tapi kau yang menyuruhku pergi.." Rajdeep mengangguk, "ya, kalau aku suruh pergi, pergilah. tapi bukan berarti kau akan membagi rahasiamu dengan temanmu itu." Nandini menggeleng, "tidak akan.." Lalu rajdeep m,engambil hpnuya dan memasukan kedalam dompet Nandini, "lakukan satu hal, bawa ini bersamamu. Hp ini menyala. SImpan denganmu., jangan coba-coba untuk mematikannya. AKu akan mendengar pembicaraan kalian dari sini.." Rajdeep memasukan bluetooth ke dalam telinganya. Nandini terdiam. rajdeep berkata kalau dia ingin tahu apakah kunal dan mauli benar-benar tertarik untuk berbisnis atau cuma pura-pura.
Nandini menelan ludah. Rajdeep mengancam nandini agar tidak sok pintar, "Karena kalau itu sampai terjadi kau tak perlu kembali. Karena aku tidak akan mengizinkan kau memasuki rumah. Nandini mengangguk. Lalu sambil menggandeng Nandini, Rajdeep keluar. Mauli dan Kunal berdiri menyambut mereka. Mauli mengajak Nandini pergi. Rajdeep melepas nandini pergi. Setelah itu Rajdeep menyodorkan map pada kunal untuk di pelajari dan menanyakan apapun yang ingin dia ketahui. Kunal menerima map itu dengan gembira.
Mauli dan Nandini duduk di kopishop. Pelayan meletakkan menu ke hadapan mereka. nandini terlihat tegang. Mauli mengenggam jemari nandini sambil berkata, "kita bertemu kembali setelah bertahun-tahun. Aku mendengar apa yangterjadi pada orang tuamu. Aku ikut sedih. Sekarang, kau pasti merasa kesepian kan?" nandini menyahut, "ya.." Rajdeep kaget mendengar jawaban nandini. Nandini teringat ancaman Rajdeep dan meralat ucapannya, "tidak. Maksudku, aku punya Rajdeep. Bahkan sekarang kau telah kembali kan?"
Mauli ingin bertanya sesuatu dan meminta Nandini menjawab dengan jujur. nandini mengangguk. Mauli bertanya, "apakah kau bahagia dengan pernikahan ini?" Nandini terdiam. Rajdeep menunggu jawaban Nandini. Nandini teringat bagaimana Rajdeep menamparnya di hadapan orang banyak, atau mengusirnya dari kamar saat di Goa. Nandini berohong, "ya, Mauli. AKu sangat bahagia. Rajdeep sangat mencintaiku..." Rajdeep senang dengan jawababn nandini. Nandini juga memberitahu Mauli kalau rajdeep sangat memperhatikan dirinya. Mauli seperi tidak percaya, "kau mengatakan yang sebenarnya kan?" Rajdeep cemas. nandini tidak menjawab.
Mauli berkata, "aku sangat mencemaskan dirimu, nandini. Kumohon, jangan sembunyikan apapun dariku." Nandini balik bertanya, "mengapa aku menyembunyikan sesuatu darimu?" Nandini menunjukan gelangnya dan memberitahu Mauli kalau rajdeep memberikan itu sebagai hadiah, "dia hanya perlu satu alasan kecil untuk memeriku banyak hadiah.." Mauli tersenyum senang. Rajdeep ikut senang. Mauli berkata, "akus angat gembira mendengarnya.."
Nandini berkata dalam hati, "seandainya aku bisa memberitahumu.. rahasia terbesar dalam hidupku. AKu harap, aku bisa membagi berita itu denganmu. Kau pasti sangat bahagia. Pertama kau akan menasehatiku, lalu mengajakku shopping. Dan melakukan pemeriksaan. Pasti sangat menyenangkan bisa membaginya denganmu Mauli." Mauli menegur Nandini, "ada apa nandini? Apa yang kau pikirkan?" nandini menggeleng, "aku..." Tiba-tiba hp Mauli berdering. Mauli minta maaf dan mengangkatnya, "dari rumah sakit..." Lalu Mauli pamit keluar untuk bicara di telpon. Nandini menggunakan kesempatan itu untuk memeriksa hp rajdeep apakah masih hidup. Setelah memastikan kalau hp itu masih menyala, Nandini terlihat lega campur takut. Rajdeep mengajak Kunal tos.
Seorang wanita berjalan kearah nandini dan menyentuhnya. Nandini tersenyum dan menoleh kearah wanita itu. Wanita itu berbali. Nandini kaget melihat tina( sheena, teman kencang rajdeep). Wanita itu bertanya apakah Nandini masih mengenali dirinya? Nandini bangkit dari duduknya, "kau?" Tina menyebut namanya, "Sheena. AKu datang kerumahmu kemarin. Apakah kau sudah lupa?"
Rajdeep yang sedang minum tersedak kaget. Kunal ccemas, "tuan Tahkur, anda baik-baik saja?" Smabil menenangkan diri, Rajdeep membantin, "bagaimana dia bisa ada di sana? Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Rajdeep sangat cemas campur gugup. Dia pamit untuk keluar sebentar. Kunal merasa heran.
Nandini meminta Sheena agar pergi. Sheena berkata kalau dia juga tak punya banyak hal untuk bicarakan pada nandini, dia datang untuk meminta uangnya, "setelah itu aku akan pergi." Nandini kaget, "uang apa?" Sheena menjawab, "pesta yang ku lakukan bersama suamimu, di depanmu. Dia memberiku kurang 5000 rupe. Nandini memohon agar Sheena pergi dan meminta langsung uangnya dari Rajdeep. Sheena berkata kalau rajdeep tak mau mengangkat telponya, "dia juga menyuruh petugas keamanan untuk mengusirku. Untungnya, aku bertemu di sini. Ayo, berikan uangnya, akau akan pergi." nandini berkat akalau dia taak punya uang dan meminta Sheena pergi. Sheen amenolak, "apaakah aku terlihat bodoh? Aku ingin uangku sekarang juga.."
Mauli datang. Dia heran melihat Sheena dan wajah tegang Nandini, "ada apa nandini?" Nandini tak tahu harus berkata apa. Sheena menatap mauli dan berkata pada nandini, "kalau kau tak punya uang, mintalah pada temanmu dan berikan padaku. Karena aku mengingkan uangku sekarang juga?" Mauli menatap Sheena dengan heran. Sheena memberi nandini pilihan, dia yang minta atau Sheena sendiri yang akan minta. nandini sangat tegang. mauli melihat itu.
mauli menyentuh jemari Nandini dan bertanya, "ada apa Nandini? Siapa dia ini? Apa yang dia inginkan?" Lalu Sheena mengenalkan diri, "aku Sheena. Aku..." Nandini menyela, ".. dia bekerja pada rajdeep di Lucknow. Kami bertemu secara tidak sengaja." Mauli mengenalkan dirinya pada Sheena, Sheena ikut mengenalkan dirinya. Lalu Sheena meminta uangnya pada Nandini, "mana uangku, nyonya Nandini?" Mauli heran, "uang apa?"
Nandini menyahut, "kembalian." Mauli bertanya, "berapa?" Nandini menjawab tanpapikir panjang, "2000 rupe." Mauli menawarkan diri untuk membantu. Dia membuka dompetnya, "mungki aku ada..." Saat Mauli membuka dompetnya, Sheena memberi isyarat pada nandini kalau 5000 rupe, bukan 2000. Nandini melarang Mauli membayar, karena dia akan mengambil uang cash dari ATM. nandini pamit pada Mauli akan pergo sebentar. Sheena ikut bersamanya.
Rajdeep cemas karena dai tak bisa mendengar pembicaraan nandini. Nandini dan Sheen berdiri di luar. Nandini memohon pada Sheen agar pergi, "akua kan memberitahu rajdeep.." Sheena menolak, "dia tak akan mendengarkan dirimu.." Sheena mengancam akan membeirtahu Mauli tentang Rajdeep kalau Nandini tak memberikan uangnya. Nandini melarang, "jangan.." Mauli melihat gelangnya. Dia menyerahkan gelang itu pada Sheena, "ambil ini dulu.." Sheena berbinar melihat gelang itu, "apakah ini asli?" nandini mengangguk. Sheena mengingatkan nandini tentang Rajdeep yang Bajingan, "karena dia kau harus menanggungnya. pikirkan itu!" Nandini berkata kalau tidak ada yang lebih penting daripada kehormatan suaminya, "dia yang membelikan gelang ini, sekarang gelang ini yang menolongnya. Sekarang perilah. Kumohon..." Sheena menyebut nandini pecundang. Meski begitu sebelum pergi dia mendoakan Nandini semoga beruntung.
Nandini kembali ke meja Mauli. Dia terlihat sangat tegang dan gugup. Mauli merasa heran, "Nandini kenapa kau tegang?" nandini menyangkal. Dia mengalihkan suasana dengan mengambil gelas kopinya, tapi karena gugup, minuman dalam gelas itu tumpah. nandini sibuk mengambil tisu. Mauli melihat gelang di tanga Nandini lenyap, "hai, nandini, gelangmu kemana?" nandini menjawab cepat, "kuberikan pada Sheena." Mauli heran, "kenapa? kau kan bertemu dia tak sengaja?" Nandini menjawab kalau Sheen di suruh rajdeep mengambil gelangnya, karena Rajdeep akan membuatkan sepasang gelang baru dan menggunakan gelang lama sebagai ukuran. mauli terlihat sangsi.