Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 19 bag 2. Nenek membatin, "kami ingin menyambutmu dan Kunal. Siapa orang ketiga ini?" lalu sambil menggandeng nandini , Mauli memperkenalkan nenek, ibu mertua da Pramila pada nandini, ".. teman kecilku.." Ibu mertua dan nenek terhenyak heran. Nandini segera memberi salam hormat pada nenek danibu mertua. Ibu mertua masih terlihat heran. lalu Kunal memberitahunya, "ma, ingat puding untuk teman?" Ibu tersenyum lebar, "itu dia?" Kunal ikut tertawa dan mengangguk. Nenek iku mengangguk heran. Mauli tertawa dan mengiyakan. Nandini terlihat binggung. Ibu mertua nenek yang terlihat murung.
Kunal menyuruh Mauli membawa Nandini ke kamar, "dia pasti lelah.." Mauli bertanya pada Pramila tentang kamar tamu. Pramila menjawab kalau sidah di bereskan. Mauli membimbing nandini kedalam. Saat melangkah, kaki Nandini meninggalkan bekas di lantai karena hiasa ragoli yang menempel di kaki. Nenek kaget dan terlihat kesal. Ibu melihat reaksi nenek dan merasa cemas. Kunal membeirtahu nenek dan ibu mertua kalau nandini akan tinggal di rumah mereka selama beberapa sebagai tamu. nenek kaget, "apa?" Kunal memberitahu nenek kalau nandini sedangd alam masalah, "aku akan memberitahumu nanti. Ok.." Nenek menyahut ketus, "dia dalam masalah atau masalah itu dirinya sendiri?" Kunal kaget, "nenek?" Nenek meyahut cepat, "apa lagi? Dia merusak hiasan dan karangan bunga, dan..rangoli.." Kunal menenangkan nenek, "ayolah nek, semua itu bisa di buat lagi. AKu sangat lelah. Aku ingin tidur.." lalu tanpa bicara lagi, Kunal bergegas pergi. Ibu mertua ikut pergi. Nenek termenung sendiri.
Mauli nenek di manarnya bersama ibu mertua. Mauli minta maaf pada nenek dan ibu mertua karena mengajak pulang nandini tanpa izin mereka, "situasinya sangat rumit dan aku tidak ada waktu untuk meminta izin dulu.." Nenek hendak menjawab, tapi ibu mertua mendahului, "kenapa kau minta maaf nak? Rumah ini milikmu juga. Kau punya hak. Dan lagi, dia dalam masalah. Kau melakukan hal yang bagus dengan mendukungnya sayang.."
Nenek bertanya tentang keluarga Nandini, "kenapa dia tidak pergi pada mereka?" Mauli memberitahu nenek kalau orang tua nandini sudah meninggal. Ada paman dan bibinya, tapi mereka penuh kebencian dan tidak saling bicara. nenek bertanya, "jadi dia tak punya siapa-siapa? lalu berapa lama dia akan tinggal di sini? Ku pikir dia akan tinggal di sini selamanya." Mauli janji akan mengurus segalanya untuk Nandini, "tapi kita harus mendukungnya ..." nenek membantin, hanya tuhan yang tahu, kapan dia akan peka. Apakah dia akan mendukungnya sepanjang waktu?"
Mauli bangkit hendak pergi. Ibu mertua menghentikan Mauli, "tenang saja, nak. Ambil waktu sebanyak yang kau butuhkan. Nasalah seperti ini tidak akan selesai hanya dalam beberapa hari. Ayo kita makan. AKu membuat sayur buncis dan puri." Mauli heran, "apakah ada festival hari ini?" Nenek menyahut cepat, "ya, Untuk kami, ini festival. hari penuh kebahagiaan.." Mauli menatap nenek dan ibu bergantian dengan heran. Mauli menduga itu ulang tahun nenek, tapi bukan. Lalu Mauli ingat kalau itu hari pertama dia menginjakkan kaki di rumah ini, "jadi ini alasan rumah di hias sedemikian rupa.."
Nenek berkata kalau mereka ingin memberi kejutan untuk Mauli, tapi malah mereka yang terkejut. Mauli tertawa, "nenek, aku datang keisni 3 tahun lalu. nandini juga datang kerumah ini di hari yang sama. Kebetulan sekali. Hidup kami serupa.." nenek menarik nafas dan menyahut, "aku setuju dan tidak setuju. kau datang kerumah ini seperti hembusan angin segar. Tapi dia... dia datang laksana badai. Dia merusak rangoli dan seluruh hiasan..." Mauli tertawa, "nenek! Katakan padaku, drama mana yang nenek lihat akhir-akhir ini?" Ibu mertua tertawa geli. nenek menatapnya dan berkata, "dimana menantu coba membunuh mertua. Dna masalah lain masuk kedalam rumah.." Mauli melirik ibu mertua sambil tertawa. Ibu mertua menahan senyum geli. Mauli memeluk nenekk dan berkata, "nenek, kupikir, nenek seharusnya menjadi penulis drama. Nenek sangat dramatik.." Nenek tertawa.
Nandini melamun di depan jendela. Mauli menyapanya, "Nandini?" Nandini menghapus airmatanya dan menoleh. Mauli mendekati nandini dan menggenggam tanganya, "apa yang kau pikirkan?" nandini menjawab, "aku berpikir, aku telah datang kerumahmu sebagai tamu atau sebagai masalah." Mauli mengusap pipi Nandini, "apakah kau gila? Tahukan kau, setiap ulang tahunmu, aku selalu menyiapkan puding. orang-orang tumah selalu bertanya tentangmu sepanjang tahun. Apakah kau tahu? Tapi aku tak pernah memberitahu siapapun tentang dirimu. Jadi kau bagian dari rumah ini. Semua orang senang bertemu denganmu. Kau bukan orang asing bagi mereka."
Nandini berkata kalau Mauli dan Kunal sangat murah hati, "hingga kalian membawaku kemari." Mauli membeirtahu Nandini, dengan membawanya pulang kerumah, mauli telah membangkingkan kenangan masa kecilnya, "Kunal memang sangat mendukung. Aku sangat beruntung dia mendukungku dalam segala situasi. dan seorang suami, harusnya seperti ini kan?" Nandini berkata dengan gugup kalau dirinya tidak pernah menyangkah akan meninggalkan rumahnya dan rajdeep secara tiba-tiba. Mauli menjelaskan kalau semua itu terpaksa, "penting bagi rajdeep untuk menghadapi kenyataan ini agar dia menyadari kesalahannya dan mulai menghargai dirimu. Dna ingat! kau jangan kembali padanya sampai dia datang padamu dan minta maaf."
Nandini menyahut sedih, "Rajdeep tak akan melakukan itu. kau tak tahu tentang rajdeep. Kemarahannya, egonya..." Mauli jadi ingat peristiwa malam itu, dia bertanya pada nandini, apa yang sebenarnya terjadi? Nandini teringat perlakuan rajdeep malam itu dan gemetar ketakutan. Mauli meminta Nandini relax dan menarik nafas. Dia menyuruh Nandini istirahat. Nandini berusaha menenangkan diri. Mauli lega, "kau tidak takut lagi kan?" Nandini bertanya, "kau bersamaku kan?" Mauli mengangguk, "aku akans elalu bersamamu.."
Mauli punya ide, dia akan menyuruh Kunal tidur di kamar taamu, sementara dia dan nandini akan tidur di kamarnya. nandini menolak, "tidak. kalau itu terjadi, aku tidak akan bisa tidur dengan tenang. Mauli tersenyum mengerti. Lalu dai mencium kening Nandini dan menyuruhnya istirahat. nandini menyahut, "kau juga istirahat." lalu mauli beranjak pergi di ikuti tatapan nandini.
Nandini bertanya-tanya dalam hati apakah keputusannya meninggalkan rajdeep dan rumahnya adalah benar, "aku berharap, aku tidak akan menjadi beban untuk Mauli dan keluarganya...