Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 20. Nandini tidur meringkuk diatas tempat tidur. Wajahnya terlihat gelisah dan keningnya berkerut. Semua kekerasan yang di lakukan Rajdeep padanya, muncul dalam mimpinya. Nandini tersentak bangun dan gemetar ketakutan.
Rajdeep pun terbangun. Dia berteriak memanggil Nandini berkali-kali. Rajdeep tersadar dan menepuk jidatnya. Lalu dia meraih hp dan menelpon Nandini. Nandini yang sedang merapikan tempat tidur meraih hpnya yang berdering dan gugup saat menyadari yang menelpon rajdeep. Dengan gemetar, Nandini menyapa, "hallo..."
Rajdeep langsung menyergapnya, "wah, aktingmu sangat bagus. Sadarlah sayang! Rumahnya berantakan. Dan kau sedang relax di sana. Pulang dan bersihkan semua ini. Aku marah sekali! Apakah kau mendengar ku? Hallo...hallo...!!" Rajdeep berkat kalau kemarin telah terjadi banyak drama. Aku harus membayar banyak juga. Sekarang cepat pulang!!"
Nandini dengan lugunya memberitahu Rajdeep kalau dia tidak berada di rumah sakit, "aku ada di rumah Mauli. Kau tak pelru khawatir dengan bil rumah sakit." Rajdeep kembali mengintimidasi Nandini dengan memanggil nama lengkapnya, "Nandini Rajdeep Thakur. Sekarang jam 9 pagi. Kalau kau tak tiba di rumah hingga pukul 10 dan aku belum sarapan sampai jam 10.30, maka akan kau hancurkan orang-orang yang mendukungmu dengan sangat buruk sampai kau tak bisa membayangkannya. Kau akan hancur lebur. Sekarang, jangan tunjukakan kesombonganmu dan pulanglah segera! Pintu rumah ini terukan untukmu sampai jam 10 pagi! Setelah itu, berdoa saja untuk keselamatan mereka dan keselamatanmu!"
Setelah mengancam, Rajdeep menutup hpnya. Nandini terbelalak ketakutan., "ya Tuhan! Aku harap aku tidak membuat Mauli dan keluarganya dalam masalah." Nandini memeluk hpnya dengan gugup. Mauli datang, "Nandini! Ada apa?" Nandini tak mampu menjawab. Dia terlihat cemas. Mauli menebak, "apakah rajdeep menelponmu?" Nandini terdiam kelu. Mauli menduga kalau rajdeep telah mengancam Nandini, "seperti yang dia lakukan di rumah sakit..." Mauli menyarankan agar nandini melapor pada polisi. Nandini menyangkal, "ini bukan telpon dari Rajdeep." Mauli meminta Nandini agar tidak mengangka ttelpon dari Rajdeep, agar Rajdeep sadar, "lakukan satu hal, jika dia telpon beritahu aku. Biar aku yang bicara dengan dia.." nandii menjadi tegang.
Mauli menyuruh Nandini duduk. Nandini menurut. Mauli jongkok di depan Nandini dan menenangkannya, "jangan khawatir, semua akan baik-baik saja. Kunald an aku ada di sini untuk mu. Tolong menjauhlah dari Rajdeep untuk beberapa hari. Biar dia sadar. Kau ini terlalu mudah di intimidasi olehnya. Biar dia sadar betapa serius situasi ini. Okay?" Nandini mengangguk sambil menitikkan airmata. Mauli mengusap airmata Nandini dan pamit untuk menyiapkan sarapan. Lalu Mauli pergi.
Nandini menatap jam dinding dengan wajah tegang. Sebentar lagi pukul 10. Ancaman rajdeep terngiang di telinganya bawha dia hanya punya waktu sampai jam 10 atau Rajdeep akan menyakiti Mauli dan Kunal. Nandini sangat cemas dan tegang.
Mauli dan ibu mertua menyiapkan sarapan. Mauli berharap ibu mertua memasak ayam kacang polong untuk nenek dengan baik kalau tidak nenek pasti akan komplain. Ibumenjawab, "aku benar-benar tak berdaya di depan nenek mu, sayang. Tak perduli apa yang ku lakukan."
Kunal datang. Dia meliat nandini yang duduk di sofa sambil melamun. Kunal menyapa nandini. Nandini tersentak kaget. Kunal mengajak nandini bergabung dengan mereka di meja makan, "ayo sini!" Nandini menjawab kalau dirinya tidak lapar, "kalian saja yang makan.." Mauli menghampiri Nandini, "mustahil kau tidak lapar. Kau sangat lemah. Mengapa kau takmau makan? Kau harus makan apapun yang terjadi. AKu sudah menyiapkan sarapan yang ringan untukmu. Salad mangga favoritmu. Ayo..!"
Mauli membimbing Nandini ke meja makan dan menarikkan kursi untuknya. Nandini duduk sambil menahan nyeri di perutnya. Ibu mertua itu dan bertanya, "apakah kau sakit perut, nak?" Mauli menatap Nandini dengan ras aingin tahu. Nandini menggeleng, "tidak bi, aku hanya merasa lemah." Lalu nenek bergabung dengan mereka dengan wajah murung. Nandini menatap jam dinding dengan tegang.
Kunal melihat roti goreng dan sangat gembira, "wah, roti goreng,," Mauli menepis tangan Kunal dan menarik roti dari tanganya, "jangan kau berani menyentuh itu! Kenapa kau tidak makan roti saja?" Kunal ngambek, "aku akan minum air saja." Ibu merua tertawa. Kunal mengambil air dan menuang ke gelasnya. Mauli mengambilkan roti goreng untuk dan kari ayam. Nandini tak bisa mengalihkan tatapannya dari jam dinding.
Rajdeep menunggu Nandini dengan kesal. Dia menatap jam dinding dengan penuh harap. Tapi jam 10 lewat dan Nandini tidak datang. Dengan geram, rajdeep bangkit dan pergi ke dapur. Dia menghidupkan kompor dan meletakkan panci kosong di atasnya. Lalu dia mencari sesuatu dalam lemari, tapi tidak ketemu. Rajdep melihat panci berasap. Dia hendak mengangkatnya, tapi kepanasan. panci terjatuh di lantai. Rajdeep mematikan api kompor dengan marah. Lalu dia meraih kuncimobil dan bergegas keluar.
Nandini termenung memikirkan Rajdeep, "kalau Rajdeep sudah mengatakan sesuatu, maka dai akan melakukan apa yang dia katakan. Dia tak pernah memberikan ancama kosong. Bagaimana kalau dia muncul di sini?" Nandini hendak menyuap roti ketika hpnya berbunyi. Nandini kembali tegang. Dan bel pintu pun berdering. Ketegangan Nandini semakin menjadi-jadi. Mauli menyuruh Pramila membukakan pintu. Tapi sebelum itu dia menyuruh Pramila mengambilkan hp Nandini. Pramila menurut. DIa memberikan hp pada Nandini. Nandini terperanjat melihat Rajdeep yang menelpon. Nandini merejek panggilan Rajdeep. Dia menduga rajdeep yang datang.
Pramila berjalan ke pintu. Nandini menunggu dengan tegang. Ternyata yang datang sekuriti. Nandini menarik nafas lega. Sekuriti itu mencari Kunal. Pramila memanggil Kunal. Kunal yang tengah menyuaop, segera datang. Sekuriti memberitahu Kunal kalau ada orang memecahkan kaca mobilnya. Kunal bergegas ke jednela apartemen dan melihat kebawa, "ya, memang benar pecah.."
Nenek menduga ada kelapa jatuh dari atas. Sekuriti memberitahu mereka kalau dia pergi ke toilet selama 2 menit, saat naik, kaca mobil kunal sudah pecah. Nenek menuduh sekuriti bukan pergi ke toilet tapi pergi tidur. Karena kerja sekuriti setiap hari adalah tidur. Kunal menenangkan keluarganya beranjak keluar untuk melihat apa yang terjadi. Kunal mengajak sekuriti pergi bersamanya. Nenek menyuruh Kunal menampar pelakunya kalau ketemu.
Mauli dan ibu mertua kembali ke meja makan. Nandini sangat tegang. Nenek merasa aneh dengan kejadian itu, "pertanda buruk muncul sejak pagi..." Nandini tertunduk. ibu mertua menatapnay dengan iba. Mauli menegur nenek, "nenek, kau mulai lagi ya? Ini persis seperti yang terjadi di serial Tv. Kaca pecah berarti pertandan buruk kan? Anggap saja kita telah menyingkirkan hal buruk itu..." Nenek setuju dengan pendapat Mauli dan mengucap syukur. ibu menarik nafas lega. nandini tak bisa tenang. Dia minta izin untuk pergi istirahat. Mauli menyuruhnya makan sesuatu dulu. Nandini berkat akalau dai tidak lapar. Nandini menatap ibu mertua dan minta izin, "bolehkan aku pergi?" Ibu mertua mempersilahkan, "perilah. Pramila akan mengantarkan susu untukmu. Jangan menahan lapar.." nandini mengangguk dan bangkit. Mauli berniat mengantarnya. tapi nandini melarang, "tidak. Aku akan istirahat. kau makanlah.." Nandini pergi, mauli kembali duduk. Sampai di kamar, nandini hilir mudik denan wajah tegang.