Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 17 bag 2. Di ruang operasi, perawat sedang memakaikan baju operasi ke tubuh Mauli. Perawat memberitahu kalau ini proses kelahiran yang 99 untuk Mauli. Mauli telah membantuu 98 proses kelahiran dan semuanya sukses 100%, "hanya 2 kali lagi dan akan mencapai 100." Mauli mengangguk sambil tersenyum tidak yakin, "tapi kasus yang ini sangat rumit. Kita lihat saja..." Perawat berkata, "dokter, tak ada yang bisa mencapai skor 100 di rumah sakit ini, sampai saat ini. tapi kami berdoa semoga Anda bisa melakukannya.." Mauli menjawab, "ku harap juga begitu. Aku akan mencoba yang terbaik agar prose kelahiran ini berjalan lancar. Bukan karena ingin mendapatkan nilai 100, tapi karena ini adalah tugasku."
Di pinggir jalan, Nandini berusaha untuk tetap tersadar. Dia memanggil Mauli. Nandini berusaha bangkit tapi tidak mampu. Dia tertelungkup di tanah. Saat dia mendongak, ternampak hp Rajdeep yang terpental tadi. Nandini berusaha mengapainya dengan susah payah. Karerna jarak hp dan tempatnya terkapar cukup jauh, Nandini merayap sedikit demi sedikit. Dan begitu berhasil memegang hp itu, Nandini segera menelpon Mauli.
kunal heran melihat hp mauli yang tertinggal dan sedang berdering. Kunal melihat ada panggilan dari nomer tek di kenal. Kunal merejek panggilan itu. Nandini mencoba lagi. Kunal mengangkatnya karena takut kalau pasien Mauli yang menelpon. Nandini memanggil Mauli. Kunal memberitahu kalau mauli di rumah sakit, "kalau ada perlu, silahkan menelpon kerumah sakit.." Nandini mendengar suara Kunal dan memanggilnya, "Kunal..." Kunal heran, "ini siapa?" Nandini menyebutkan namanya. Kunal kaget dan segera mengerem mobilnya, "Nandini? apa yang terjadi? kau baik-baik saja?"
Nandini meminta Kunal membawa Mauli padanya, "aku luka parah. Tolonglah, Kunal." Suara nandini yang terbata-bata membuat Kunal cemas, "tapi apa yang terjadi Nandini? Dan di mana dirimu?" Nandini menjawab, "aku tak tahu! Di jalan sepi... di tepi hutan..." Kunal tanpa cemas, "dekat hutan??" Nandini mengangkat wajahnya dan terbaca papan penunjuk jaala, "Perpustakaan Patkar.." Kunal tidak mendengar dengan jelas, "aku tidak bisa mendengarmu, nandini. Keraskan suaramu.." Nandini mengulang nama papan jalan. Kunal hanya mendengar kata depannya saja. lalu Kunal mencarinya di google Map semua perpustakaan yang ada di mulai. Dia menemukan nama Perpustakaan patkar. Kunal bertanya, "hallo, Nandini, apakah perpustakaan patkar?" Nandini mengiyakan dengan suara lirih. Kunal menyuruh Nandini bertahan, dia akan datang menjemputnya. Nandini meminta Kunal datang dengan cepat.
Kunal bergegas menuju ke Patkar library. Dalam perjalanan Kunal menelpon rumah sakit dan menitip pesan untuk Mauli melalui resepsionis rumah sakit. Dia meminta si resepsionis menuliskan pesannya, "teman dokter Mauli, Nandini, terluka parah. Aku sedang membawanya ke rumah sakit. Suruh dia menunggu." Resepsionis menulis pesan Kunal dan berjanji akan menyampaikan begitu Mauli keluar dari ruang operasi.
Kunal tiba di jalan yang di maksud. Dia mencari nandini di segala arah. Nandini yang terkapar di pinggir jalan melihat lampu mobil dan mengangkat tangannya. Kunal mengurangi kecepatan mobilnya dan kaget saat melihat sosok nandini. Kunal menghentikan mobilnya dan berlari keluar. Dia memanggil nandini dan meraih tubuhnya, "nandini... nandini... aku baik-baik saja?" Nandini memanggil Mauli. Kunal menjawab kalau Mauli di rumah sakit. Melihat kondisi Nandini yang setengah sadar, Kunal sengera membawanya ke mobil dan mendudukannya di kursi penumpang. Setelah menutup pintu, Kunal hendaak menuju ke arah kemudi ketika dia melihat hp rajdeep. Kunal mengambil hp itu dan segera masuk kemobil. Dia memeriksa kondisi Nandini dan berkata, "Nandini, tidak akan terjadi apa-apa padamu.." Lalu Kunal melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Mauli keluar dari ruang operasi. Keluarga pasien bertanya tentang kondisi istri dan bayinya. Mauli memberitahu kalau merekka baik-baik saja. Suster memberi ucapan selamat pada Mauli untuk kelahiran ke 99 nya. Mauli mengucapkan terima kasih. Dia bergegas keresepsionis dan meminta telpon untuk menelpon suaminya. Resepsionis memberitahu Mauli kalau ada pesan dari suaminya. Resepsionis membacakan isi pesan. Mauli kaget dan cemas. Dia bergegas menelpon Kunal, "Kunal, ada apa?" Kunal memberitahu kalau ada situasi darurat. Kita harus melakukan operasi pada nandini. Aku akan segera tiba. kau bersiaplah..ya?!" mauli menyahut dengan gugup, "ok..." Mauli mnutup telpon dan segera meminta suster menyiapkan kamar operasi, berikut dokter anestesi. Mauli sangat cemas. dia berdoa semoga tidak terjadi apa-apa pada nandini.."
Kondisi Nandini sangat mengkhawatirkan. Nandini mencengkeram kemeja Kunal karena tidak tahan menderita rasa sakit. Kunal menenangkan nandini dan meminta dia tetap sadar. Nandini hampir pingsan. Kunal berusaha membuat nandini tetap terjaga dan sadar dengan menepuk-nepuk pipi nandini, "Nandini, tetap terjaga nandini! tolonglah! jangan tidur! Akan berbahaya kalau kau sampai tertidur..." Nandini terlihat berusaha membuka maata, tapi tidak mampu. Dia masih bereaksi dengan teriakan kunal. Kunal sangat cemas.
Begitu pula mauli. Beberapa orang perawat datang membawa brankar. Mauli menyuruh mereka stand bay di depan dan menyiapkan life support. lalu mauli kembali menghampiri telpon dan berusaha menghubungi kunal...