-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga terhibur...

loading...

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 23

Sinopsis Silsila Badalte Rishton Ka episode 23. Sesuatu niatnya, Nandini menyiapkan semua keperluan pesta. Dari dekorasi ruangan hingga hidangan. Semua dia tangani sendiri. Ibu mertua terkagum-kagum melihat semangat nandini. Ibu mertua meminta Nandini agar sedikit santai dan menarik nafas. Nandini meminta pendapat ibu mertua, "bibi, apakah semua baik-baik saja?" Ibu merua mengangguk, "ya. Semuanya baik-baik saja.." Nandini memberitahu kalau dirinya memindahkan beberapa tanaman, glas dan sebagainya. Ibu memuji semuanya. Nandini berterima kasih. Ibu menawarkan diri untuk membantu di dapur atau memesan makanan, karena mereka akan memberi makan banyak orang. Nandini mencegah, "jangan Bibi, aku sudah berjanji akan mempersiapkan semuanya. Jadi jangan khawatir. AKu peri sekarang..." Nandini bergegas ke dapur.

Rumah Rajdeep berantakan. Dia mondar-mandir dengan gelisah. Dia ternampak fotonya bersama nandini. Rajdeep mengambil foto itu dan meletakkanya di meja sofa., Rajdeep dudui di depan potret itu sambil berkata, "bagaimana kabarmu nyonya? Kuharap kau baik-baik saja. Sekali pelayan, kau akan tetap menjadi pelayan. mengurus segala macam, mengerjakan pekerjaan rumah..." Rajdeep menduga kalau saat ini nandini pasti sedang merebus susu dan sedang memasak di dapur sekarang. Dan dugaan Rajdeep benar.

Nandini sedang merebus susu untuk dibuat keju. Nenek bertanya dengan rasa ingin tahu, "apa yang kau buat nak?" Nandini menjawab, "sku sedang menyiapkan keju cottage, nek. Ini sangat lezat dan terbukti sangat murah." Nenek setuju dengan nandini, "kau benar nak, keju cottage buatan rumah sangat lezat. Sudah lama aku tidak makan keju itu..."

Rajdeep menyebut Nandini wanita tidak berguna, "apa lagi yang bisa kau lakukan selain mengerjakan pekerjaan rumah?" Rajdeep menggoceh sendiri. Dia bilang kalau Nandini sangat suka menyiapkan masakan tapi merusak makanannya juga. Itu yang di lakukan nandini, "selama ini dia hidup dari uangku..."

Lalu rajdeep menebak kalau sekarang nandini pasti sedang menyiapkan kue spesial untuk Mauli. Rajdeep menyebut rinciannya seolah hapal tentang semuanya. Seperi 1 jam untuk untuk membuat cake nya dan 2 jam untuk menghiasnya. Lalu menatapnay dengan penuh kekaguman. Dan nandini melakukan persis seperti yang rajdeep ucapkan. Rajdeep tertawa mengejek, karena pesta yang di persiapkan nandini akan untuk mauli akan menjadi kehancurannya. Rajdeep akan merasa sangat senang ketika nandini merasa trauma dan di permalukan. dan dia akan menikmatinya, "kuharap aku ada disana. Untuk melihat bagaimana kau di permalukan..."

Kunal dan Mauli pulang. Mauli masih cemas tentang pesta dan nandini, "Kunal, aku rasa kita telah membuat Nanadini tertekan. Bagaimana bisa dia menyiapkan semua ini? ... aku tak yanin dia mampu melakukan semua ini..." Kunal menenangkan Mauli, "kau tenang saja. Pesta ini tidak mungkin di batalkan. Undangan telah di kirimkan ke para tamu. Bahkan kalau dia tak bisa melakukannya, ada kita. Kita akan melakukannya bersama-sama. Jangan kahwatir. Ayo..."

lalu Kunal memencet bel. Ibu membukakan pintu. Dengan cemas, Mauli bertanya, "ma, apakah semuanya baik-baik saja?" Ibu mengeryitkan kening, "baik? tidak. Tidak baik-baik saja.." lalu ibu berbalik sambil menahan senyum. Kunalda Mauli saling pandang. Mauli benar-benar cemas, "apa ku bilang Kunal?" Kunal mengajak Mauli masuk dan melihat sendiri.

Kunal dan Mauli masuk kedalam rumah. Mauli kaget melijat rumahnya penuh dekorasi an rapi. Semua hidangan telah tersedia di meja. Mauli terlihat tak percaya. Ibu bertanya, "apa kalian suka?" Kunal teperangah gembira, "ya tuha..." Mauli bertanya, "Kunal ini rumah kita kan? Coba lihat meja makan itu..." Kunal berkata kalau ini memang rumah mereka, "tapi seseorang telah melakukan keajaiban di sini. Lihat semua ini..."

Nandini datang, "Mauli, semua baik-baik saja kan?" Mauli menghampiri Nanadini dengan gembira, "nandu, semuanya sangat sempurna. Sepertinya seorang profesional yang melakukan ini, bukan dirimu." Ibu menyangkal, "event planer apa? Gadis itu teah melakukan segalanya sendirian. AKu yakin, punggungnya pasti akan sakit hari ini.." Mauli berkata kalau nandini tidak perlu melakukan itu. Nandini menyahut cepat, "perlu. Karena hari ini adalah harimu.  Ini pestamu dan aku ingin semuanya sempurna.." Mauli tertawa bahagia sambil memeluk Nandini, "terima kasih..." Ibu dan Kunal menatap keakraban keduanya dengan senyum bahagia.

Mauli sedang merapikan dandanannya di depan cermin. Kunal datang dan menggodanya, "ya tuhan! Aku harus memanggil sekuriti kalau kau sampai berhias lagi. Tapi tak masalah. AKu akan menelponnya. Tapi ada satu permintaan..." Kunal ingin mauli menyanggul rambutnya, dengan begitu kecantikannya akan lebih menonjol. Mauli menolak, "sanggul? Butuh setidaknya 10 jepit untuk membuat itu." Kunal memohon, "ayolah Mauli, kumohon. Aku mengatakan yang sebenarnya, percayalah padaku! gaya rambut seperti itu cocok dengan pakaian ini."

Mauli menoleh sambil tersenyum geli, "benarkah? Dr Kunal, sejak kapan kau menjadi ahli fashion?" Kunal menjawab, "itu rahasia, aku merawat anak-anak, sambil memperhatikan ibu-ibu mereka..." Mauli tergelak. Kunal bertanya apakah mau mau menyanggul rambutnya atau tidak? Mauli menawarkan alternatif lain, "pakai ponny aja ya?" Kunal kecewa, "yuck!" Mauli menyuruh kunal memilik, rambut di gerai atau di pony, asal bukan di sanggul. Kuanl menyerah, "terserahlah..."

Nandini datang. Mauli bertanya tentang penampilan dirinya. Nandini mengamati Mauli dan berkata, "sangat cantik. Tapi kalau rambutmu di sanggul, akan lebih baik lagi.." Kunal bersorak kegirangan. Mauli menyuruh Kunal berhenti tertawa. Kunal menunjuk Nandini, "lihat, teman mu memberi pendapat yang sama." Dengan heran, nandini bertanya, "apa yang terjadi? Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?" Kunal menyahut, "salah? Kau betul sekali. Nandini, sebenarnya aku menyuruh Mauli menyanggul rambutnya, tapi di atak mau mendengarkan aku. Sekarang kau di sini, maka dia akan mendengarkanmu. karena kalian teman baik.." Mauli protes karena Nandini dan Kunal punya banyak kesamaan, apa yang mereka suka dan apa yang tidak mereka suka, "aku tidak punya peluang.."

Kunal bertanya pad Mauli. "sekarang kau mau ganti gaya rabut atau tidak?" Mauli menatap nandini. Nandini mengangguk. Mauli menyerah, "akan ku ganti.." Kunal bersorak, "yeaah....! Sukses yang bagus untuk tim nandini dan Kunal." Kunal mengangkat kedua tanganya untuk mengajak Nanadini tos. nandini binggung. Kunal berkata, "hight five??" Dengan ragu Nandini meyambut  tangan Kunal. Mauli dan Kunal tertawa.

Ibu meertua memanggil Pramila. Pramla datang. Ibu mertua menyuruh Pramila melihat nenek, apakah sudah siap atau belum. Pramila menurut. Baru beberapa langkah, Pramila tertegun, "mami ji..!" Ibu mertua menoleh kaget, "apa?" ibu mertua ikut kaget,  melihat dandanan nenek. Nenek mengenakan sari putih dan rambut putihnya memakai bando. Ibu mertua ingin tersenyum, tapi di tahan. lalu Kunal datang  sambil memanggil Mauli, dia menanyakan parfumnya.  Kunal kaget melijat dandanan nenek.

Kunal menyapa nenek, "nenek? Siapa yang coba kau rayu? Di pesta bertema hitam ini, nenek persis bidadari.." Nenek memberi kecupan jarak jauh pada Kunal, "setelah kakekmu, hanya kau yang mengenalku dengan baik. AKu ini malaikant, aku ini bidadari dan akau akan selalu menjadi bidadari.." Kunal memuji nenek, "wow.. menakjubkan sekali.." Nenek mengucapkan terima kasih dan bertanya, "ngomong-ngomong, di mana bintang hari ini?" Kunal menatap sekeliling dan berkata kalau bintang selalu datang terlambat, "dia akan segera tiba.."

Kunal menoleh. Dia melihat nandini yang berpakaian hitam-hitam muncul di ikuti Nandini. Semua tertegun melihat dandanan Mauli. Nenek sampai melongoh takjub. Ibu mertua terseyum penuh kekaguman. Kunal menatap mauli dengan senduh. Mauli tersenyum. Tapi Kunal pura-pura tak melihat Mauli. Dia bertanya pada nandini, "Nandini, kau tahu di mana Mauli? Aku tak bisa menemukan dia. AKu tak tahu dia di mana.." Nandini tersenyum. Mauli memukul lengan Kunal dan memintanya berhenti menggodanya, "aish... hentikan, Kunal!" Kunal tertawa mesra. 

Mauli dengan resah berkata, "aku tau, ini bukan aku. Aku akan ganti..." lalu semua berteriak melarang, "jangan!!" Nandini menatap keluarga Mauli dengan heran. Nenek melongoh binggung. Ibu memuji kalau mauli terlihat sangat cantik, "tak boleh! Kau tak boleh ganti!" Mauli tersenyum lega. Nenek berdoa semoga tak ada yang tersihir oleh penampilan Mauli. Giliran Mauli terperangah melihat nenek, "coba lihat dirimu, nek.." Mauli mencium nenek. Mauli memuji nenek. Dia menatap Kunal dan ibu, tapi keduanya menatap dirinya sambil tersenyum. Mauli protes, "tolong, jangan melihatku seperti itu..." Ibu dan Kunal tertawa.

Semua undangan sudah datang. Mauli bercakap-cakap dengan mereka. Nandini sibuk di dapur di temani Pramila. Dia bertanya pada Pramila apakah Mauli terlihat gembira dan menikmati pestanya? Pramila menyakinkan Nandini kalau Mauli sangat bahagia dan sangat menikmati pestanya, "tapi kah kau siapa yang paling populer?" Nandini bertanya, "siapa?" Pramila mengelus pipi Nandini, "kau. Dia memujimu di hadapan semua orang.."

Penulis

Popular Posts

Daftar Episode